TIMES JAKARTA, JAKARTA – Iwan Fals menciptakan lagu khusus "100 Tahun Gontor" sebagai persembahan untuk memperingati satu abad Pondok Modern Darussalam Gontor. Lagu ini pertama kali diperdengarkan dalam acara Culture Night Show di World Moslem Scout Jambore (WMSJ) di Buperta Cibubur, dan langsung menyentuh puluhan ribu peserta dari berbagai negara.
Kamis (11/9/2025) malam, Bumi Perkemahan Cibubur berubah menjadi lautan harmoni ketika musisi legendaris Iwan Fals mempersembahkan lagu baru tersebut.
Dwngan gitar akustiknya, Iwan Fals mengawali bait lagunya dengan kisah tiga pendiri Gontor — Trimurti — yang menyalakan api perjuangan dari Ponorogo, Jawa Timur.
"Di Ponorogo yang sunyi, Trimurti nyalakan api. Sebuah pondok lahir dari niat suci,” lantun Iwan Fals, disambut tepuk tangan dan nyanyian bersama ribuan peserta jambore dari berbagai negara.
Meski baru pertama kali diperdengarkan, puluhan ribu hadirin langsung larut mengikuti irama. Setiap bait seakan menyihir penonton, hingga di akhir lagu suasana menjadi hening penuh khidmat saat Iwan melantunkan doa untuk para pendiri Gontor.
“Trimurti senyum di langit, melihat amanah terjaga. Api tak pernah padam, akan terus menyala,” saat menyanyikan dengan suara serak penuh penghayatan.
Tak berhenti di situ, sang maestro juga memimpin ribuan peserta menyanyikan himne legendaris “Oh Pondokku” ciptaan R. Moein dan Husnul Haq. Lagu itu menggema di seluruh bumi perkemahan, menghadirkan nuansa haru sekaligus kebanggaan.
Di sela penampilannya, Iwan Fals menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya WMSJ yang diikuti 15.333 pramuka muslim dari berbagai penjuru dunia. Menurutnya, acara ini bukan sekadar jambore, tetapi juga pesan damai yang menggema ke seluruh dunia.
“Dunia sedang banyak huru-hara, termasuk kerusuhan di Nepal. Jangan sampai kita terjebak hal serupa. Kita ini orang Timur, mayoritas muslim, dan harus selalu menyampaikan pesan damai,” kata musisi yang punya nama asli Virgiawan Listanto ini.
Ia menambahkan, kegiatan kepramukaan seperti api unggun, tali-temali, hingga kebersamaan di tenda, semuanya menumbuhkan rasa persaudaraan. “Saya yakin semua orang ingin disayang. Dari sinilah kasih sayang itu tumbuh,” ungkapnya.
Penampilan Iwan Fals malam itu tak hanya menjadi hiburan, melainkan juga sejarah. Lagu “100 Tahun Gontor” akan dikenang sebagai persembahan seorang legenda musik Indonesia untuk sebuah pesantren berusia seabad, di hadapan puluhan ribu pramuka muslim dunia. Dengan suara khasnya, Iwan Fals berhasil menjembatani musik, pesantren, dan pramuka dalam satu harmoni: peradaban, persaudaraan dan perdamaian. (*)
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Faizal R Arief |