TIMES JAKARTA, JAKARTA – Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan terjadinya kembali letusan di Gunung Ibu, yang terletak di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Peristiwa vulkanik ini terjadi pada Sabtu (15/11/2025) dini hari, tepatnya pukul 00.12 WIT.
Petugas Badan Geologi, M Saum Amin, menyampaikan bahwa tinggi kolom abu letusan teramati mencapai sekitar 200 meter di atas puncak gunung. "Tinggi kolom letusan teramati ± 200 m di atas puncak (± 1.525 m di atas permukaan laut)," sebut keterangan resmi yang dikutip dari laman Magma Indonesia.
Arah Sebaran Abu dan Rekaman Seismik
Dalam laporannya, Saum mendeskripsikan bahwa letusan tersebut menghasilkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal. Kolom abu ini terpantau bergerak mengarah ke sektor timur dan tenggara gunung.
Aktivitas erupsi ini terekam dengan jelas di seismograf. Data menunjukkan amplitudo maksimum mencapai 20 mm dengan durasi gempa atau guncangan vulkanik yang berlangsung selama sekitar 40 detik.
Imbauan Keselamatan untuk Masyarakat
Badan Geologi mengeluarkan serangkaian imbauan keselamatan bagi masyarakat sekitar dan pengunjung:
-
Tidak beraktivitas di dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif.
-
Memperluas kewaspadaan di sektor utara (area bukaan kawah) dengan jarak 3,5 kilometer.
-
Jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan untuk segera menggunakan pelindung hidung dan mulut (masker) serta pelindung mata (kacamata) saat beraktivitas di luar ruangan.
-
Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak menyebarkan informasi bohong (hoaks), dan hanya mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat juga diharapkan untuk terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung atau Pos Pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici untuk mendapatkan informasi perkembangan aktivitas gunung secara langsung.
Indonesia di Ring of Fire
Letusan ini mengingatkan kembali bahwa Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire), yang merupakan zona dengan aktivitas seismik dan vulkanik tertinggi di dunia. Posisi ini ditandai dengan pertemuan beberapa lempeng tektonik utama, seperti Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Gerakan dan tumbukan antar lempeng inilah, melalui proses subduksi, yang membentuk rangkaian gunung berapi dan sering memicu gempa bumi di seluruh Nusantara.
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Faizal R Arief |