https://jakarta.times.co.id/
Berita

Wisatawan Tiongkok Berubah, Kemenpar Ungkap Tren Baru yang 'Mencolok'

Jumat, 21 November 2025 - 23:48
Wisatawan Tiongkok Berubah, Kemenpar Ungkap Tren Baru yang 'Mencolok' Seorang wisatawan asal Tiongkok mencoba cara memasak tradisional selama mengikuti famtrip yang digelar di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. (Foto: ANTARA/HO-Kementerian Pariwisata)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Kementerian Pariwisata menyoroti adanya perubahan tren perilaku wisatawan asal Tiongkok saat berwisata ke Indonesia.

"Sekarang itu telah terjadi perubahan substantif dari perilaku wisatawan dari Tiongkok," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar Ni Made Ayu Marthini saat ditemui ANTARA di Jakarta, Jumat (21/11/2025).

Made mengatakan sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia, wisatawan Tiongkok cenderung berwisata dalam sebuah grup dan berkeliling menggunakan bus wisata.

Satu grup berisikan lima sampai enam orang untuk satu kali perjalanan karena adanya kendala bahasa. Berbeda dengan masa kini yang mana wisatawan lebih berani untuk pergi berdua atau berwisata seorang diri.

Hal ini terjadi karena adanya kemajuan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) yang mempermudah wisatawan untuk berkomunikasi menggunakan berbagai platform penerjemah selama perjalanan.

Dari sisi pengeluaran dana wisatawan Tiongkok, katanya, kini juga banyak melakukan perjalanan sampai ke Eropa dan kawasan Asia yang lebih jauh.

"Jadi ketika traveling misalnya ke Bromo, tidak ada masalah, tinggalnya sudah tahu, sekarang mereka sudah punya online platform yang besar dari sana, dulu kan tidak ada agen perjalanan. Perubahan zaman ini yang membuat berubah perilakunya," katanya.

Adapun destinasi yang digemari wisatawan asal Tiongkok ketika berkunjung ke Indonesia adalah pemandangan alam seperti laut di Manado, Sulawesi Utara dan area pegunungan yang mencakup Bromo, Tengger, Semeru (BTS).

Wisatawan Tiongkok juga banyak menghabiskan dana untuk mencicipi masakan bahari (seafood) dengan cita rasa Indonesia.

"Dulu kita pikir mereka harus makanan China, enggak juga. Ada seafood di Bajo, di Manado, makanya di Manado banyak turis China," kata Made.

Pada hari-hari besar seperti tahun baru dan Tahun Baru Imlek, mereka lebih gemar menyewa kamar junior suite untuk dipamerkan melalui media sosial. Konten yang diunggah menampilkan kemewahan dari hotel yang dikunjungi.

Opsi lain yang dipilih yakni menginap di resort bersama dengan keluarga untuk berkumpul menikmati momen bersama. Sementara kegiatan yang saat ini juga mulai diminati adalah menyelam (diving) dan bermain golf.

"Ini bagus untuk kita (karena dipromosikan), karena spending-nya tinggi dan mereka enggak masalah. Apalagi lautnya kita bagus sekali," ucapnya.

Made menambahkan bahwa Tiongkok merupakan pasar yang berpotensi untuk digarap. Jumlah kunjungannya pada periode Januari sampai September 2025 telah mencapai hampir 1,2 juta kunjungan.

Tiongkok juga menjadi satu dari 15 negara yang paling sering berkunjung ke Indonesia.

Adanya konflik di antara Jepang dan Tiongkok saat ini dinilainya membuka peluang bagi wisatawan mancanegara untuk memilih Indonesia sebagai alternatif destinasi wisata yang dapat dipastikan lebih aman untuk dikunjungi.

"Kami berharap akan mendapatkan windfall-nya ya, jadi positif untuk kita dan mereka (wisatawan mancanegara) bisa ke Indonesia," ujarnya.

Kementerian Pariwisata dalam hal ini akan terus menggencarkan promosi untuk menarik minat wisatawan berkunjung melalui berbagai paket wisata untuk ditawarkan. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.