TIMES JAKARTA, JAKARTA – Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto menyatakan bahwa Indonesia membuka kemungkinan untuk membeli pesawat tempur J-10C dari China jika memenuhi kriteria yang ditetapkan.
"Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak," ujar Donny di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2025).
Donny mengungkapkan bahwa wacana pembelian J-10C awalnya hanya isu yang muncul setelah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengunjungi pameran alutsista di China.
Saat itu, pihak China menawarkan pesawat tempur tersebut kepada TNI AU. "Kita termasuk ditawari pesawat itu. Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita," jelasnya.
Lebih lanjut, Donny menegaskan bahwa Indonesia tidak terikat dengan blok politik tertentu dan tetap netral dalam konflik internasional. Posisi ini memungkinkan Indonesia untuk membeli alutsista dari negara mana pun, asalkan mempertimbangkan faktor integrasi teknologi dengan sistem yang sudah dimiliki TNI.
"Lalu terkait dengan kemampuannya, jarak terbangnya berapa, kemampuan bawa senjata apa saja, nah itu juga harus kita lihat nanti ya," tambahnya.
Isu pembelian J-10C mengemuka setelah pesawat buatan China ini menunjukkan kinerja gemilang saat digunakan oleh Angkatan Udara Pakistan dalam menembak jatuh lima pesawat India, termasuk tiga unit Rafale asal Prancis. Menariknya, TNI AU sendiri telah memesan 42 unit Rafale sejak 2024 untuk memperkuat armadanya.(*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |