https://jakarta.times.co.id/
Ekonomi

BPS: Maret 2025, Penduduk Miskin Turun Jadi 8,47 Persen

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:36
BPS: Maret 2025, Penduduk Miskin Turun Jadi 8,47 Persen Ilustrasi - Kemiskinan. (FOTO: Dimas Ardian/Getty Images)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa persentase penduduk miskin pada Maret 2025 mengalami penurunan dibandingkan dua periode sebelumnya. Persentase penduduk miskin tercatat sebesar 8,47 persen, menurun 0,10 persen poin dibandingkan September 2024 dan 0,56 persen poin dibandingkan Maret 2024.

“Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 sebanyak 23,85 juta orang, atau turun 0,2 juta orang dari September 2024,” kata Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono di Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Pedesaan Lebih Miskin daripada Perkotaan

Berdasarkan wilayah, kemiskinan di perdesaan masih jauh lebih tinggi dibandingkan perkotaan. BPS mencatat bahwa pada Maret 2025, tingkat kemiskinan di perkotaan mencapai 6,73 persen, sementara di pedesaan sebesar 11,03 persen.

“Jadi desa lebih banyak yang miskin jika dibandingkan dengan perkotaan terhadap total penduduk masing-masing wilayahnya,” ujar Ateng.

Meskipun demikian, kemiskinan di pedesaan menurun 0,31 persen poin dibandingkan September 2024, yang sebelumnya berada di angka 11,34 persen.

Sementara itu, kemiskinan perkotaan justru mengalami peningkatan sebesar 0,07 persen poin dari 6,66 persen menjadi 6,73 persen.

Pulau Jawa Dominasi Angka Kemiskinan

Dari sisi wilayah geografis, Pulau Jawa menjadi daerah dengan konsentrasi penduduk miskin tertinggi, yaitu 12,56 juta orang atau 52,66 persen dari total nasional. Sebaliknya, jumlah penduduk miskin paling sedikit berada di Kalimantan, yakni hanya 0,89 juta orang atau sekitar 3,75 persen dari total nasional.

BPS juga mencatat bahwa hampir seluruh pulau mengalami penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin, kecuali Maluku dan Papua yang justru mengalami kenaikan.

“Penurunan paling besar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara, yaitu 0,22 persen poin dibandingkan dengan September 2024,” kata Ateng.

Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

Selain jumlah dan persentase, BPS juga mengukur indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2).

Pada Maret 2025, P1 (kedalaman kemiskinan) sebesar 1,365, sedikit naik dibandingkan September 2024 (1,364), namun turun dari Maret 2024 (1,461).

Sedangkan P2 (keparahan kemiskinan) sebesar 0,319, menurun dari September 2024 (0,322) dan Maret 2024 (0,347).

Jika dibandingkan berdasarkan wilayah: P1 di perkotaan: 1,061; P1 di pedesaan: 1,811; P2 di perkotaan: 0,245; P2 di pedesaan: 0,427

Adapun profil kemiskinan tersebut dihitung berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025, yang pengumpulannya dilakukan pada Februari 2025 karena pada bulan Maret bertepatan dengan bulan Ramadan, yang dapat memengaruhi pola konsumsi masyarakat.

Survei sosial ekonomi tersebut melibatkan 345 ribu rumah tangga di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.