TIMES JAKARTA, JAKARTA – Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk urusan air, Retno Marsudi, menyuarakan peringatan keras mengenai kesenjangan investasi global di sektor air yang semakin mengkhawatirkan.
Dalam pidato kuncinya pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta, Jumat (10/10/2025), Retno menegaskan bahwa dunia membutuhkan pendanaan hingga 600 miliar dolar AS atau setara Rp9,9 kuadriliun setiap tahun untuk menutup kesenjangan investasi air.
“Sektor air global menghadapi kesenjangan investasi yang mencengangkan. Kita menghadapi kekurangan dana antara 300 hingga 600 miliar dolar AS per tahun,” ujar Retno, mengutip Antara.
Kebutuhan Investasi Global Masih Jauh dari Ideal
Retno menjelaskan bahwa total kebutuhan investasi untuk menjaga pasokan air bersih dan kualitas sanitasi di seluruh dunia sebenarnya mencapai 600 miliar hingga 1 triliun dolar AS setiap tahunnya. Namun, realisasi investasi dari berbagai pihak—baik pemerintah maupun swasta—baru menyentuh angka 300 hingga 400 miliar dolar AS.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dunia masih tertinggal jauh dari target pembangunan berkelanjutan (SDGs) terkait akses air bersih dan sanitasi.
“Masih rendahnya komitmen nasional untuk berinvestasi di sektor air menjadi tantangan utama,” jelas mantan Menteri Luar Negeri RI periode 2014—2024 itu.
Negara Maju Hanya Sisihkan 0,5 Persen PDB untuk Air
Mengutip laporan Bank Dunia, Retno mengungkapkan bahwa negara-negara maju hanya mengalokasikan 0,5 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) mereka untuk infrastruktur air. Ironisnya, lebih dari 90 persen pengeluaran tahunan sektor air masih berasal dari sumber dana pemerintah.
Hal ini memperlihatkan bahwa keterlibatan sektor swasta dalam mendukung pembiayaan air masih sangat terbatas.
Retno menekankan bahwa air tidak bisa dipandang hanya sebagai komoditas investasi dengan keuntungan rendah dan risiko tinggi. Menurutnya, manfaat utama investasi air justru terlihat dari peningkatan kualitas hidup masyarakat di berbagai sektor.
“Investasi di bidang air memberikan keuntungan tidak hanya bagi ekonomi, tapi juga untuk kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, dan ketahanan iklim,” tuturnya.
Setiap Dolar untuk Air Hasilkan Keuntungan 7 Kali Lipat
Retno juga menyoroti temuan menarik dari laporan Bank Dunia yang menyebut bahwa setiap 1 dolar AS yang diinvestasikan untuk sektor air di Afrika dapat menghasilkan manfaat ekonomi senilai 7 dolar AS.
“Ini membuktikan bahwa investasi air tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan manusia,” ujarnya.
Untuk menutup kesenjangan investasi air global, Retno mendorong adanya pembiayaan campuran (blended finance) antara sektor publik dan swasta. Ia menegaskan pentingnya kemauan politik, keselarasan kebijakan, serta tindakan kolektif antarnegara dan lembaga global.
“Kita harus memastikan bahwa investasi air dilakukan dengan tetap menjaga kepentingan umum,” ujarnya. (*)
Pewarta | : Ferry Agusta Satrio |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |