TIMES JAKARTA, JAKARTA – Tak hanya kereta yang menawarkan layanan cepat transportasi antar kota dengan layanan KRL. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turut berinovasi dalam penyelenggaraan transportasi antar kota jalur darat dengan layanan Bus Trans Jateng.

Berbeda dengan bus trans yang biasa kita temui hanya tersedia di kota besar dan hanya rute dalam kota, bus trans Jateng sudah beroperasi sejak tahun 2017 untuk layanan antar kota. Contohnya, bus trans Jateng untuk wilayah Semarang-Bawen, Purbalingga-Purworejo, Semarang-Kendal, Borobudur-Kutoarjo dan Solo-Sumberlawang.

Pada Oktober 2021, telah diresmikan rute baru yakni Grobogan-Semarang, yang merupakan wilayah domisili penulis. Dalam peresmiannya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, secafa bertahap mendorong agar sistem transportasi berjalan dengan baik. "Program ini saya pikirkan sejak awal saya menjabat, gimana caranya membuat angkutan umum yang murah, terjangkau dan baik. Akhirnya dilaksanakanlah peluncuran Trans Jateng ini,” katanya.

Beliau pun menambahkan bahwa layanan bus trans ini memprioritaskan kalangan pelajar, buruh dan vereran.

Biaya yang murah, (Rp2.000 untuk pelajar, buruh, dan veteran, serta Rp. 4.000 untuk masyarakat umum), bus ber AC, serta banyaknya unit bus sehingga masyarakat tidak perlu menunggu lama menjadi alasan yang banyak diungkapkan masyarakat untuk menggunakan layanan bus trans. Pasalnya, jarak tempuh rute tersebut bisa mencapai dua jam dan untuk tarif angkutan umum sebelumnya adalah seharga Rp15.000. Jelas banyak perbandingan dengan layanan yang ditawarkan oleh bus trans.

Menurut penulis dari pengalaman menggunakan layanan Bus Trans Jateng, Rute Grobogan-Semarang sangat membantu akomodasi masyarakat. Rute yang diterapkan pun sangat strategis yang mana banyak melewati pabrik dan sekolah. Uniknya, rute yang dilewati juga melewati desa-desa di Kabupaten Grobogan.

Dikaji dari sisi pendekatan komunikasi pembangunan, perkembangan layanan transportasi bus trans ini adalah melalui pendekatan humanistik, yang identik dengan memberikan perhatian dan menekan pada pelestarian eksistensi manusia, membantu manusia lebih manusiawi dan lebih berbudaya dalam sebuah perkembangan. 

Hal tersebut dapat dilihat dari latar belakang pengadaan layanan ini yang mana bertujuan untuk memberikan alternatif layanan transportasi yang murah dan nyaman untuk masyarakat dengan memanfaatkan perkembangan zaman yang semakin maju.

Terlihat juga dalam proses pelayanannya, petugas yang mendampingi pun senantiasa memberikan arahan bagi para penumpang dengan tanggungjawab dan pengertian. Seperti area tempat duduk pria dan wanita yang disediakan secara terpisah, arahan mendahulukan tempat duduk untuk kalangan prioritas (orang tua, disabilitas, dan wanita hamil), mengarahkan halte terdekat sesuai dengan tujuan penumpang, hingga mendukung pencegahan penyebaran virus Covid-19 dengan menyediakan masker juga penyediaan kantong plastik dan tempat sampah untuk mendukung lingkungan tetap bersih.

Hal tersebut sesuai dengan pandangan Rogers terhadap pendekatan humanistik dimana karakteristik manusia pada realitas yang ada dalam lingkungannya ditanggapi dengan cara dan prinsip yang sesuai dengan dirinya, serta pandangan hidupnya berkembang berdasarkan pada hasil  penalaran, perasaan dan pengalaman.

Selaras dengan prinsip humanistik bahwa manusia pada dasarnya baik dan penuh kepositifan serta mempunyai kemampuan untuk membimbing, mengatur, dan mengontrol dirinya sendiri. Sehingga yang dapat dilakukan dalam pendekatan humanistik komunikasi pembangunan adalah dengan memanusiakan manusia dengan memberikan kesan yang positif yang harus bisa ditangkap secara positif oleh target komunikasi sehingga komunikasi yang dilakukan pun berjalan secara maksimal.

***

*) Oleh: Nitasya Nubaila M, Mahasiswi Prodi S1 Digital Public Relations Telkom University.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.