TIMES JAKARTA, JAKARTA – Kementerian Sosial (Kemensos) menilai Program Sekolah Rakyat mulai menunjukkan hasil yang positif bagi siswa maupun keluarga setelah berjalan beberapa bulan.
“Setelah tiga bulan kami lakukan evaluasi, hasilnya secara umum cukup baik. Dampaknya sudah dirasakan langsung oleh anak-anak dan keluarganya,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Menurutnya, tantangan terbesar berada pada masa awal pelaksanaan pembelajaran. Namun seiring berjalannya waktu, kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat kini lebih stabil.
Kemensos juga menekankan pentingnya aspek kesehatan dalam program ini. Setiap siswa dan guru memiliki rekam medis yang membantu identifikasi dini persoalan kesehatan, mulai dari anemia hingga masalah gigi. Selain itu, orang tua murid turut mendapatkan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) sebagai bagian dari fasilitas pemerintah pusat.
“Harapan kami, anak-anak bisa tumbuh lebih sehat sementara orang tuanya juga bisa merasakan manfaat layanan kesehatan gratis,” jelas Saifullah Yusuf.
Program Sekolah Rakyat tidak hanya fokus pada pendidikan dan kesehatan, tetapi juga mendukung perputaran ekonomi. Produksi seragam melibatkan pelaku UMKM, sedangkan kebutuhan gizi siswa dipenuhi lewat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Manfaatnya akan semakin luas, karena tujuan utama program ini adalah memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan,” tambah Mensos.
Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Program ini dirancang untuk menyediakan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, sekaligus menjadi model pengentasan kemiskinan terpadu.
Selain pendidikan, program ini juga terintegrasi dengan berbagai kebijakan strategis, antara lain CKG, MBG, jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, hingga Program Tiga Juta Rumah.
Saat ini, sudah ada 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi di sejumlah daerah. Kemensos menargetkan pada tahun ajaran 2025/2026 jumlahnya bertambah menjadi 165 sekolah setingkat SD, SMP, dan SMA/sederajat, dengan kapasitas 15.895 siswa, 2.407 guru, serta 4.442 tenaga pendidik.
Untuk mendukung penyediaan makanan sehat di sekolah-sekolah tersebut, Kemensos juga bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN). (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |