https://jakarta.times.co.id/
Berita

AS Kembangkan Bom Nuklir Gravitasi Versi Baru

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 13:35
AS Kembangkan Bom Nuklir Gravitasi Versi Baru Skuadron Uji dan Evaluasi ke-72 menguji bom B61-12 tak bersenjata, yang dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir, pada pembom B-2 Spirit pada 13 Juni 2022. (FOTO: Defence News)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Departemen Pertahanan AS Jumat (27/10/203) kemarin mengumumkan, bahwa pemerintahnya sedang mengembangkan bom grativitasi nuklir versi baru untuk menyaingi China dan Rusia.

"Bom nuklir gravitasi versi baru yang dikembangkan Amerika Serikat itu dari versi  B61 menjadi B61-13 yang akan memiliki kekuatan yang serupa dengan B61-7 sekaligus menggantikan beberapa bom gravitasi yang lebih tua,"  kata Pentagon dalam pengumumannya seperti dilansir Defence News.

Hasil B61-7 lebih tinggi dari B61-12, bom terbaru yang ditambahkan ke gudang senjata militer .

Pentagon mengatakan,  keputusan untuk membuat senjata ini untuk mencerminkan perubahan lingkungan keamanan sejalan dengan Tinjauan Postur Nuklir 2022.

Studi tersebut mengatakan, bahwa militer perlu memodernisasi kekuatan nuklirnya untuk menghalangi dua pesaing utama mereka yang memiliki senjata nuklir, China dan Rusia.

" Versi B61-13 akan menggunakan fitur keselamatan, keamanan, dan akurasi modern yang sama yang kini ditancapkan pada B61-12," kata Pentagon dalam lembar fakta yang menyertai rilis tersebut.

Hal itu juga akan memberi presiden lebih banyak pilihan untuk menyerang sasaran militer yang lebih keras dan memiliki wilayah yang luas," tambah Pentagon.

Sementara departemen tersebut juga sedang berupaya untuk menghentikan penggunaan bom lama seperti B61-7 dan B83-1 .

Pakar senjata nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika yang diberi pengarahan oleh Pentagon mengenai bom tersebut awal pekan ini, Hans Kristensen mengatakan, bahwa senjata tersebut akan menggunakan hulu ledak yang sama dari B61-7 era tahun 1980an dan 1990an, yang ditransplantasikan ke dalam sistem nuklir. Gaya casing dan tail kit juga sama dengan B61-12.

Kristensen menambahkan, pembuatan bom ini kemungkinan dimaksudkan sebagai kompromi untuk memecahkan perselisihan selama bertahun-tahun antara Partai Demokrat dan Republik mengenai nasib bom B83-1 yang berusia 4 dekade.

Mantan Presiden AS, Barack Obama berusaha untuk menyingkirkan B83-1 berkekuatan 1,2 megaton, bom megaton terakhir yang tersisa di gudang senjata nuklir negara AS yang bisa meledak dengan kekuatan 80 kali lipat dari kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945.

Namun penggantinya, mantan Presiden Donald Trump kemudian membatalkan keputusan itu.

Presiden Joe Biden sejak itu menghidupkan kembali upaya untuk menyingkirkan B83. Namun anggota parlemen dari Partai Republik keberatan dengan mengatakan bahwa B83-1 diperlukan untuk menyerang sasaran yang keras dan terkubur dalam.

"Hasil maksimum B61-7 dan varian barunya adalah 360 kiloton," kata Kristensen. Sedangkan B61-12 memiliki hasil maksimum 50 kiloton.

Pentagon menambahkan,  pembuatan bom ini tidak akan meningkatkan jumlah persediaan militer secara keseluruhan.

Amerika Serikat berencana mengurangi jumlah B61-12 yang akan diproduksi sebanyak B61-13 yang dibuatnya.

Kristensen mengatakan para pejabat pertahanan mengindikasikan sangat sedikit B61-13 yang akan diproduksi. "Hanya sekitar beberapa lusin saja," ujar dia.

Namun dia meragukan penciptaan bom gravitasi tersebut, bersamaan dengan pensiunnya B61-7, akan menyebabkan banyak (jika ada) penurunan jumlah bom gravitasi di gudang senjata Amerika Serikat, yang menurutnya berjumlah antara 400 dan 500.

Jika B61-13 disetujui dan didanai oleh anggota parlemen, Administrasi Keamanan Nuklir Nasional Departemen Energi akan memproduksinya.

Pentagon mengatakan dalam pengumumannya bahwa pesawat modern akan mampu membawa  bom ini.

Dalam pernyataan lanjutannya, juru bicara Pentagon mengatakan bahwa hal itu akan mencakup pembom siluman B-21 Raider yang kini juga sedang dikembangkan Angkatan Udara bersama Northrop Grumman.

"AS sekarang tidak berencana untuk mengerahkannya pada F-35 Joint Strike Fighter," kata Pentagon.

Namun apakah penciptaan B61-13 oleh pemerintah  pada akhirnya akan menjadi perkembangan positif adalah "pertanyaan jutaan dolar,"  kata Kristensen.

AS melalui Departemen Pertahanannya, sedang mengembangkan bom grativitasi nuklir versi baru B61-13 untuk menyaingi China dan Rusia. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.