TIMES JAKARTA, JAKARTA – Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan awal Zulhijjah 1445 H bertepatan dengan 7 Juni 2024. Pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Zulhijjah bertepatan dengan 15 Juni 2024. Tim Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jemaah untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan jantung.
Tim Kesehatan PPIH, Ners Rendi Yoga Saputra, menyatakan bahwa mayoritas jemaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan oleh penyakit jantung.
"Mengutip pernyataan dari Kasie Pelayanan Kesehatan Daker Makkah, jemaah diminta untuk waspada," ujarnya kepada Tim Media Center Haji (MCH) di Jeddah, Selasa (11/6/2024).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko gangguan jantung, termasuk pemeriksaan istithaah jemaah haji pada tahap 2 sebelum keberangkatan ke tanah suci.
"Jemaah dengan penyakit penyerta wajib dalam kondisi baik dan terkontrol dengan pengobatan rutin," kata Rendi.
Menurut Rendi, jemaah haji dengan penyakit degeneratif memiliki risiko tinggi mengalami gangguan jantung.
"Apalagi etape perjalanan ibadah haji melalui beberapa tahap sejak embarkasi, penerbangan, perjalanan darat ke Makkah, dan juga prosesi saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna)," jelasnya.
Jemaah yang sakit, lansia, dan berisiko tinggi wajib mempersiapkan obat rutin yang mudah dijangkau dengan jumlah yang cukup selama perjalanan.
"Ini penting untuk disiapkan jemaah saat Armuzna, karena terkadang jemaah lupa menyiapkannya," tambahnya.
Pentingnya pengenalan dan deteksi dini gangguan jantung di tanah suci untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.
"Gangguan jantung akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat dari tim kesehatan," ujarnya.
Kenali Gejala Gangguan Jantung
Berikut ini tips cara mengenali gejala gangguan jantung bagi jemaah haji selama berada di tanah suci:
1. Kenali gejala yang mungkin muncul
Gejala tersering adalah nyeri dada seperti tertindih dan menjalar, disertai pusing dan muntah, kepala terasa sakit atau berat. Jika jemaah haji merasakan atau melihat teman sekamarnya memiliki gejala tersebut, segera hubungi TKHK (Tenaga Kesehatan Haji Kloter).
2. Kendalikan faktor risiko.
Untuk jamaah haji dengan riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol wajib meminum obat rutin dan kontrol pada TKHK atau dokter spesialis di Poli Risti di Sektor. Diabetes, hipertensi, dan kolesterol yang tidak terkontrol dapat memicu gangguan jantung.
3. Ketahui kapan harus memberi hak tubuh untuk beristirahat.
Apalagi menjelang puncak ibadah haji yang memerlukan fisik prima. Tim Kesehatan mengimbau jamaah untuk mendengarkan tubuhnya apabila sudah memberikan alarm untuk beristirahat, tidak memaksakan diri pada ibadah sunnah, dan berfokus pada persiapan Arafah.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tips Deteksi dan Penanganan Penyakit Jantung Bagi Jemaah Haji Indonesia
Pewarta | : Imadudin Muhammad |
Editor | : Imadudin Muhammad |