TIMES JAKARTA, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan kecukupan likuiditas rupiah di pasar, agar pergerakan mata uang nasional tetap selaras dengan nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berfungsi dengan baik.

"Bank Indonesia berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik," jelas Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Erwin Gunawan Hutapea dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (1/9/2025).

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, BI terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi, termasuk melakukan intervensi non-deliverable forward (NDF) di pasar off-shore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.

Selain itu, BI juga menjaga kecukupan likuiditas rupiah dengan membuka akses likuiditas kepada perbankan melalui transaksi repo, transaksi fx swap, pembelian SBN di pasar sekunder, dan fasilitas lending/financing.

Pada pembukaan perdagangan Senin di Jakarta, rupiah tercatat menguat ke level Rp16.472 per dolar AS. Kenaikan ini sebesar 28 poin atau 0,17 persen dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (29/8/2025) yang berada di level Rp16.500 per dolar AS.

Sebelumnya, pada pembukaan perdagangan Jumat (29/8/2025), rupiah sempat melemah 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.354 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.353 per dolar AS.

Ekonom Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai bahwa pelemahan nilai tukar rupiah tersebut sedikit dipengaruhi oleh dampak negatif dari aksi demonstrasi yang terjadi di beberapa lokasi di Jakarta. Selain itu, kurs rupiah memang mengalami koreksi dalam beberapa waktu terakhir akibat faktor global. (*)