TIMES JAKARTA, JAKARTA – UNDP Indonesia sebagai bagian dari UNDP yang merupakan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkemuka dalam upaya mengakhiri ketidakadilan akibat kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim menggelar ASEAN Blue Innovation Expo & Business Matching, yang akan diadakan pada 19 Februari 2025 di Menara Mandiri, Jakarta.
“ASEAN Blue Innovation Expo & Business Matching menjadi ajang bagi para pengusaha, investor, pembuat kebijakan, dan mitra pembangunan untuk mengeksplorasi inovasi terbaru di sektor ekonomi biru,” ucap Project Manager ASEAN Blue Economy Innovation (ABEI) UNDP Indonesia Jatu Arum Sari saat Press Briefing di Jakarta pada Rabu (12/2/2025).
Jatu Arum Sari mengatakan dalam ASEAN Blue Innovation Expo & Business Matching sendiri akan melibatkan dari sektor akuakultur berbasis teknologi digital, bioteknologi, solusi alternatif plastik, hingga konservasi karbon biru yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi biru, tanpa mengabaikan perlindungan ekosistem laut dan air tawar.
Kegiatan yang didukung oleh Pemerintah Jepang, sejalan dengan Kerangka Ekonomi Biru ASEAN 2023.
Jatu mengungkapkan proyek ini bertujuan untuk mendorong pemanfaatan sumber daya laut dan perairan pedalaman secara berkelanjutan guna mendukung pertumbuhan inklusif di ASEAN dan Timor-Leste.
Bersama UNDP Indonesia, Sekretariat ASEAN, dan the Mission of Japan to ASEAN kegiatan ASEAN Blue Innovation Expo & Business Matching ini menjadi wadah pertukaran ide dan eksplorasi kerja sama di sektor kelautan dan perairan.
ASEAN Blue Innovation Expo & Business Matching. (FOTO: dok. UNDP)
“Disinilah investor dan komunitas bisnis memiliki kesempatan unik untuk turut serta dalam perjalanan transformatif dengan menghadirkan beragam inovasi,” sebutnya.
60 Solusi Inovatif dari ASEAN
Dalam gelaran ASEAN Blue Innovation Expo & Business Matching nanti akan menghadirkan 60 inovasi terpilih dari lebih 1.300 peserta dari startup, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan institusi akademik.
“Solusi yang ditampilkan akan berfokus pada empat tantangan utama dalam ekonomi biru yaitu Perikanan dan akuakultur berkelanjutan, Pengurangan polusi plastik, Adaptasi terhadap perubahan iklim dan Pariwisata berkelanjutan,” sebutnya.
Pentingnya Ekonomi Biru
Ekonomi biru menawarkan pendekatan baru dalam memanfaatkan sumber daya laut dan air tawar untuk pertumbuhan ekonomi. Diperkirakan pada tahun 2030, sektor ini akan berkontribusi sebesar $3 triliun terhadap ekonomi global dan menciptakan 43 juta lapangan kerja.
ASEAN, dengan sembilan negara pesisirnya yang kaya akan sumber daya kelautan, berada dalam posisi strategis untuk memimpin transformasi ini.
Dengan meningkatnya kesadaran terhadap ketahanan pangan, netralitas karbon, zero plastic waste, serta percepatan digitalisasi dan kecerdasan buatan (AI), saat ini adalah momentum yang tepat untuk berinvestasi dalam ekonomi biru.
Para peserta akan mendapatkan wawasan eksklusif tentang sektor berpotensi tinggi ini dan turut membentuk masa depan ekonomi kelautan dan air tawar yang berkelanjutan di ASEAN.
Bagi inovator, bisnis, impact investor, dan pemimpin industri, acara ini bukan sekadar pertemuan biasa, acara ini adalah bagian dari gerakan untuk membangun ekonomi ASEAN yang lebih inklusif dan berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya biru secara bertanggung jawab dan inovatif.
“Daftarkan diri Anda sekarang dan jadilah yang pertama menemukan inovasi yang akan mengubah industri. Cek selengkapnya melalui laman resmi UNDP Indonesia dan ASEAN Blue Expo 2025,” ajak Jatu Arum Sari.
Dalam kegiatan tersebut juga menghadirkan beragam pembicara diantaranya Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Economic Community, H.E. Satvinder Singh, Ambassador of Japan to ASEAN, H.E. KIYA Masahiko dan Resident Representative, UNDP Indonesia Norimasa Shimomura. (*)
Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
Editor | : Imadudin Muhammad |