TIMES JAKARTA, JAKARTA – Bayangkan. Anda kapan saja bisa meluncur ke luar angkasa seperti naik kereta api. Tidak harus menunggu hari, bulan atau tahun untuk menuju bulan. Setiap 12 jam sekali dalam sehari, ada roket yang bisa menghantarkan Anda melihat bulan.
Roket itu melesat ke angkasa tanpa suara ledakan mesin yang menggelegar seperti yang sering anda saksikan di televisi. Roket itu digerakkan oleh kekuatan magnet seperti kereta peluru maglev. Roket Maglev sebutannya.
Apakah ini cerita fiksi? Tidak!
Ini bukan adegan fiksi seperti di film sci-fi yang sering Anda lihat. Ini adalah visi besar China yang sedang diwujudkan di Provinsi Sichuan.
Dengan target tahun 2028, Negeri Tirai Bambu itu bersiap meluncurkan landasan peluncur roket elektromagnetik pertama di dunia. China menyebutnya sebagai terobosan yang digadang bakal mengubah peta persaingan dan perang antariksa global. Terutama melawan raksasa AS, SpaceX.
Revolusi Rel Kereta Api Maglev ke Rel Langit
Proyek ambisius China ini dipimpin oleh Galactic Energy. Sebuah startup antariksa swasta China yang bekerja sama dengan pemerintah Ziyang dan China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC), badan riset milik negara.
Konsepnya sangat ambisius. Terinspirasi dari teknologi kereta maglev (magnetic levitation), tetapi diarahkan vertikal ke langit. Sistem ini menggunakan magnet superkonduktor untuk meluncurkan roket hingga kecepatan Mach 1+ (melebihi kecepatan suara) sebelum mesin roket dinyalakan.
Presiden Institut Teknologi Peluncuran Antariksa Ziyang, Li Ping beberapa saat lalu mengungkap cara kerja teknologi roket maglev. Katanya, cara kerjanya seperti melontarkan roket dengan ketapel raksasa.
Teknologi peluncuran roket yang ada saat ini, menghabiskan sekitar 80% bahan bakar di awal peluncuran. Li Ping menegaskan bahwa dengan teknologi sistem elektromagnetik, konsumsi bahan bakar bisa dipangkas drastis.
Li Ping menambahkan, adapun biaya peluncurannya bisa turun 40-50% berkat penghematan bahan bakar. Sementara muatan roket bisa digandakan menjadi 10 sampai 15 ton.
Trek Peluncur Sepanjang 2 Km di Sichuan
Berdasarkan laporan resmi pemerintah Ziyang pada Mei 2024 lalu, platform uji coba sepanjang 2 kilometer sedang dibangun di daerah tersebut. Trek ini dirancang untuk mengakselerasi roket seberat 50 ton hingga kecepatan supersonik dalam hitungan detik.
Uji terbang pertama rencananya dilakukan pada 2025, dengan target operasional penuh pada 2028.
Sekadar perbandingan saja. Roket Falcon 9 milik SpaceX saat ini bisa mengangkut muatan sekitar 22 ton dengan biaya sekitar $62 juta per peluncuran. Jika proyek Sichuan berhasil, China bisa menawarkan harga yang jauh lebih kompetitif. Bisa setengah biaya Falcon 9.
Mengapa SpaceX Harus Waspada?
SpaceX selama ini unggul dengan teknologi roket reusable (bisa dipakai ulang) yang memangkas biaya cukup besar dibandingkan teknologi sebelumnya. Namun, kali ini, sistem elektromagnetik China menawarkan keunggulan yang jauh berbeda: frekuensi peluncuran jauh lebih tinggi.
Di lain sisi, landasan konvensional roket SpaceX butuh waktu berminggu-minggu hanya untuk pembersihan dan perawatan pasca-peluncuran. Sementara, landasan maglev hanya perlu reset sistem magnetik yang memungkinkan peluncuran setiap 12 jam, seperti jadwal kereta cepat.
Bila teknologinya berkembang, bisa saja setiap hari ada jadwal 2 sampai 3 peluncuran roket. Teknologi ini akan membuat peluncuran satelit semudah mengirim paket.
Namun ada catatan dibalik ambisi China ini. Meski menjanjikan, proyek roket maglev ternyata masih menghadapi rintangan teknis. Medan elektromagnetik tinggi dinilai berisiko mengganggu sistem navigasi roket. Sementara keamanan material magnet superkonduktor pada suhu ekstrem, masih diuji.
Namun, pemerintah China sudah menggelontorkan dana triliun rupiah untuk fase pengembangan 2024-2028. Ini menunjukkan keseriusan China dalam perang teknologi antariksa global.
Perang Antariksa Generasi Baru
Pada 1960-an AS dan Uni Soviet bertarung dan berlomba soal cara mendaratkan manusia di Bulan.
Kini pertarungan beralih ke efisiensi teknologi peluncuran. Bila berhasil, proyek roket maglev China tidak hanya akan menggeser dominasi SpaceX, tapi juga membuka era baru di mana antariksa menjadi lebih terjangkau.
Mungkin, suatu hari nanti, kita akan menyaksikan roket-roket meluncur ke orbit seperti antrean kereta di stasiun. (*)
Pewarta | : Faizal R Arief |
Editor | : Faizal R Arief |