TIMES JAKARTA, JAKARTA – Kelaparan yang mengerikan sedang melanda Gaza dan Israel terus menerus melakukan genosida terhadap penduduk Palestina dengan memblokade masuknya bantuan kemanusiaan, dan menyerang penduduk sipil.
Dengan didukung penuh oleh Amerika Serikat, Israel melanjutkan kejahatan genosida terhadap warga Palestina dengan melancarkan serangan udara yang sebagian besar menargetkan warga sipil, termasuk rumah dan tenda yang menampung orang-orang terlantar.
Perilaku Israel itu telah menjerumuskan Jalur Gaza ke dalam kondisi kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada hari ke-48 gelombang serangan kedua dimulai, jumlah korban meninggal dunia akibat kebijakan kelaparan oleh Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 57 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.
Juru bicara Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Gaza mengatakan bahwa situasi di Jalur Gaza terus memburuk, mengerikan, dan kekurangan gizi mengancam kehidupan banyak anak.
Pada saat yang sama, Israel memanggil puluhan ribu prajurit cadangan untuk menggempur warga Palestina, sehari setelah keputusan untuk memperluas genosidanya.
Sementara di ibukota Israel, Tel Aviv, puluhan ribu warga Israel, termasuk keluarga dan pendukung tahanan berdemonstrasi menuntut kesepakatan pertukaran tahanan.
Sedangkan di Tepi Barat, pemukim Israel semakin "menggila" dengan melanjutkan serangan mereka terhadap warga Palestina dan propertinya, menahan tiga wartawan dan seorang aktivis.
Laporan Palestina juga mengungkap rencana "besar" Israel untuk menghubungkan pemukiman Tepi Barat dengan kota-kota di wilayah tahun 1948 itu.
Membunuh bayi
Pertahanan Sipil di Gaza mengumumkan 11 warga Palestina meninggal dunia, termasuk tiga bayi, Sabtu pagi dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di kamp Khan Yunis di Jalur Gaza selatan.
Jumlah korban meninggal dunia warga Palestina terus meningkat akibat agresi Israel yang terus berlanjut di Gaza selama hampir 19 bulan ini.
Dalam perkembangan terakhir, dilaporkan bahwa dua wanita meninggal dunia dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di kota Al-Fakhari, tenggara Khan Yunis .
Juga dilaporkan, satu orang meninggal dunia dan lainnya terluka dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap warga Palestina di daerah Qizan Rashwan, selatan Khan Yunis.
Ditambahkan juga, bahwa dua warga Palestina meninggal dunia dalam pemboman Israel yang menargetkan pertemuan warga sipil di Jalan Al-Sahaba di pusat Kota Gaza.
Seorang nelayan Palestina juga meninggal dunia dan lainnya terluka oleh tembakan angkatan laut Israel di lepas pantai Kota Gaza.
Jasad di Reruntuhan
Sabtu kemarin, petugas medis dan warga Palestina menemukan 10 jasad warga Palestina dari bawah reruntuhan rumah keluarga Ghattas di lingkungan Shujaiya di sebelah timur Kota Gaza, yang menjadi sasaran tentara Israel.
Selain itu dua warga Palestina kemarin juga meninggal dunia dalam serangan yang menargetkan lingkungan Al-Daraj di Kota Gaza.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza menyatakan bahwa jumlah korban meninggal dunia selama 48 jam terakhir telah mencapai 77 syuhada, dan jenazahnya dipindahkan ke rumah sakit di Jalur Gaza, sementara jumlah yang terluka telah mencapai 275 selama dua hari terakhir.
Hingga hari ini Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengonfirmasikan, bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat kampanye genosida Israel terhadap warga Palestina telah meningkat menjadi 52.495 orang dan 118.366 terluka sejak 7 Oktober 2023.
Disebutkan bahwa jumlah korban warga Palestina yang meninggal dunia sejak gencatan senjata "buyar" pada 18 Maret 2025 dan genosida dilanjutkan telah mencapai 2.396 orang dan 6.325 orang terluka, dan yang masih hidup sedang menghadapi kelaparan yang mengerikan. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |