TIMES JAKARTA, JAKARTA – Dua tentara Korea Utara ditangkap hidup-hidup oleh Ukraina saat terjadi pertempuran di Kursk, satu di antaranya diketahui dibekali Rusia dengan identitas palsu.
Ini adalah kali pertama tentara Korea Utara ditangkap dalam perang di Ukraina setelah mereka dikirim bersama 11.000 lainnya oleh Kim Jong-un.
Satu tentara Korea Utara itu dibekali kartu identitas palsu oleh Rusia, dengan identifikas bahwa dirinya adalah pria berusia 26 tahun dari Republik Tuva, Siberia.
Tentara itu mengaku kepada penyidik bahwa ia menerima kartu identitas tersebut selama latihan gabungan dengan pasukan Rusia pada akhir 2024.
Sementara satu tentara lagi tidak membawa identitas apapun. Namun Ukraina telah bekerjasama dengan penterjemah dari Korea Selatan untuk mengungkap mereka.
Demi keamanan keduanya, identitas yang sesungguhnya masih belum dibeberkan kepada publik. Namun yang jelas keduanya masih sangat belia. Masing-masing kelahiran tahun 2005 dan 1999. Keduanya juga penembak jitu.
Satu mengalami luka pada rahangnya, sehingga tidak bisa berbicara. Namun ia bersedia menjawab dengan tulisan. Satu lagi luka di kedua telapak tangannya
"Keduanya ditangkap saat bertempur bersama pasukan Rusia di wilayah perbatasan Kursk Rusia," kata presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskky dalam pidatonya Sabtu malam.
Zelenskyy melontarkan komentar tersebut beberapa hari setelah Ukraina mulai melancarkan serangan baru di Kursk untuk mempertahankan wilayah yang direbut dalam serangan kilat pada bulan Agustus yang mengakibatkan pendudukan pertama wilayah Rusia sejak Perang Dunia II.
"Mereka adalah dua tentara yang, meskipun terluka, tapi selamat, dan kini dibawa ke Kyiv, dan sedang berkomunikasi dengan dinas keamanan Ukraina," kata Zelenskyy dalam sebuah posting di X.
Ia kemudian membagikan foto dua pria yang sedang beristirahat di ranjang lipat di sebuah ruangan dengan jeruji di atas jendela. Keduanya mengenakan perban, satu di sekitar rahangnya dan yang lainnya di sekitar kedua tangan dan pergelangan tangannya.
Zelenskyy mengatakan, menangkap tentara dengan hidup-hidup itu adalah "tidak mudah."
Ia menegaskan, bahwa pasukan Rusia dan Korea Utara yang bertempur di Kursk telah mencoba menyembunyikan keberadaan tentara Korea Utara, termasuk mereka membunuh rekan-rekan sendiri yang terluka di medan perang agar terhindari dari penangkapan dan interogasi mereka oleh Ukraina.
Dinas keamanan Ukraina, SBU kemudian memberikan informasi lebih lanjut tentang kedua tentara tersebut pada hari Sabtu.
Dalam sebuah pernyataan, disebutkan bahwa salah satu dari mereka tidak memiliki dokumen apa pun, sementara yang lainnya membawa kartu identitas militer Rusia atas nama seorang pria dari Tuva, wilayah Rusia yang berbatasan dengan Mongolia.
"Para tahanan tidak berbicara bahasa Ukraina, Inggris, atau Rusia, jadi komunikasi dengan mereka dilakukan melalui penerjemah Korea dan kami bekerja sama dengan intelijen (NIS) Korea Selatan," kata pernyataan itu.
Menurut SBU, salah satu prajurit Korea Utara itu mengaku bahwa dia diberitahu akan pergi ke Rusia untuk pelatihan, bukan untuk berperang melawan Ukraina. Badan tersebut mengatakan kedua pria itu diberikan perawatan medis sesuai dengan Konvensi Jenewa dan bersama Korea Selatan sedang diselidiki.
Seorang pejabat senior militer Ukraina mengatakan bulan lalu bahwa sekitar 200 tentara Korea Utara yang bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk telah tewas atau terluka dalam pertempuran.
Pejabat itu memberikan perkiraan signifikan pertama mengenai korban jiwa dari Korea Utara, yang muncul beberapa minggu setelah Ukraina mengumumkan bahwa Pyongyang telah mengirim 10.000 hingga 12.000 tentara ke Rusia untuk membantunya dalam perang habis-habisan selama hampir tiga tahun melawan tetangganya yang jauh lebih kecil.
Bulan lalu, Gedung Putih dan Pentagon menyatakan bahwa pasukan Korea Utara telah bertempur di garis depan dalam posisi infanteri. Mereka telah bertempur dengan unit-unit Rusia dan, dalam beberapa kasus, secara terpisah di sekitar Kursk.
Dengan tertangkapnya dua tentara Korea Utara itu menjadi bukti tak terbantahkan keterlibatannya membela Rusia dalam perang di Ukraina. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dibekali Identitas Palsu oleh Rusia, Dua Tentara Korea Utara Ditangkap Ukraina
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |