TIMES JAKARTA, PACITAN – TIMES Indonesia, media online berjejaring nomor satu di Indonesia, terus menunjukkan komitmennya untuk menyebarkan berita positif. Salah satu buktinya adalah melalui pelatihan jurnalistik yang diberikan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Fatah Pacitan (STAIFA Pacitan).
Pelatihan ini digelar di aula pascasarjana STAIFA pada Senin (13/1/2025) dan diikuti oleh anggota BEM serta perwakilan OSIS dari SMK Pembangunan Al-Fatah Kikil Arjosari.
Ketua STAIFA Pacitan, Dr. Heri Cahyono Putro, menyambut baik pelatihan ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan literasi dan keterampilan komunikasi mahasiswa.
“Melalui pelatihan jurnalistik, kami berharap mahasiswa mampu menghasilkan karya tulis yang bermutu, yang tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga mampu memberi inspirasi bagi masyarakat luas,” ujar Dr. Heri.
Pentingnya Jurnalistik untuk Generasi Muda
Pemateri dalam pelatihan ini adalah Yusuf Arifai, jurnalis TIMES Indonesia Biro Pacitan. Ia menekankan pentingnya ilmu jurnalistik, khususnya bagi mahasiswa dan OSIS.
“Melalui jurnalistik, kita bisa memahami betapa berharganya nilai kebaikan, meskipun itu berasal dari hal-hal kecil,” jelasnya.
Menurut Yusuf, media memiliki peran strategis dalam membangun citra positif, baik untuk individu, lembaga, maupun prestasi tertentu. “Misalnya, untuk branding personal, profil kampus, atau lembaga pendidikan, citra positif di masyarakat menjadi sangat penting,” tambahnya.
Yusuf juga mendorong peserta untuk mulai menulis dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, mereka dapat menghasilkan informasi yang mendidik dan bermanfaat bagi orang lain.
“Tulisan yang baik ditulis dengan bahasa sederhana, faktual, dan tidak mengada-ada, sehingga informasinya akurat,” tegas Yusuf.
Dasar-Dasar Jurnalistik
Dalam sesi pelatihan, Yusuf juga memaparkan teori dasar jurnalistik, yang meliputi berbagai keterampilan dan prinsip. Beberapa di antaranya adalah:
- Keahlian meliput peristiwa.
- Keahlian menulis berita.
- Keahlian melakukan wawancara.
- Ketaatan terhadap kode etik jurnalistik.
- Akuntabilitas, ketepatan, dan kebenaran.
- Keadilan, keseimbangan, serta penghormatan terhadap privasi.
Selain itu, jurnalistik mencakup penyiapan berita, penyuntingan berita, penyampaian berita kepada khalayak, pengumpulan, penyusunan, dan penyebarluasan informasi.
Jurnalis yang juga wartawan madya itu menjelaskan jenis-jenis jurnalistik, seperti jurnalistik cetak, elektronik, dan online, serta produk-produk jurnalistik, seperti berita, opini, dan feature.
“Jurnalistik berasal dari kata journalistic dalam bahasa Inggris, yang berarti ‘mengenai kewartawanan’, atau dari bahasa Latin Acta Diurna, yang berarti ‘catatan harian’,” ungkap Yusuf.
Ia pun menutup sesinya dengan menekankan bahwa tugas wartawan bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga berjihad dalam kebenaran melalui tulisan.
“Menulis adalah cara kita berjihad kebenaran. Jadi, pastikan tulisan kita membawa manfaat untuk orang banyak,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Konsisten Sebar Berita Positif, TIMES Indonesia Beri Pelatihan bagi BEM STAIFA Pacitan
Pewarta | : Rojihan |
Editor | : Ronny Wicaksono |