TIMES JAKARTA, JAKARTA – Perkumpulan Kader Muda Nahdlatul Ulama (PKMNU) menggelar Pelatihan Kader Muda NU Bidang Ketahanan Pangan dalam rangkaian Mukernas BEM PTNU Se-Nusantara 2025 di Balai Koperasi NTB, Sabtu (6/12/2025).
Pasalnya, kegiatan ini menyoroti ancaman krisis pangan, minimnya regenerasi petani, serta upaya penguatan peran mahasiswa NU dalam sektor pertanian.
Narasumber pelatihan, Analis Ketahanan Pangan Ahli Muda Ida Ayu Agung Sidhi Winayeni, menyampaikan pemaparan mengenai relevansi ketahanan pangan nasional serta tantangan yang dihadapi daerah.
Ia menegaskan bahwa isu pangan tidak akan pernah kehilangan urgensinya selama kebutuhan konsumsi masyarakat terus meningkat.
Dalam sesi diskusi, peserta mengangkat berbagai persoalan daerah. Mahasiswa dari Probolinggo menyoroti rendahnya harga kopi di tingkat petani.
Ida Ayu menyarankan agar petani memperkuat kemitraan dengan dinas pertanian, mengajukan bantuan peralatan, dan memperpendek rantai distribusi agar harga lebih menguntungkan.
Ia juga menilai kondisi tersebut berdampak signifikan terhadap produksi pangan. Ia mendorong pemanfaatan lahan pekarangan sebagai alternatif budidaya ketika lahan pertanian menyusut.

Menurutnya, akses air sebagai kunci pengolahan lahan. Dukungan pompa air dapat membuka peluang budidaya tanaman tertentu yang lebih adaptif.
Kegiatan ini juga menjadi momentum peluncuran produk pupuk cair organik (POC) oleh Lembaga Pertanian dan Energi BEM PTNU.
"Produk yang dikembangkan mahasiswa tersebut ditujukan sebagai alternatif murah dan aplikatif bagi petani muda NU," ujarnya.
Kata Ida, POC itu diklaim mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan serapan nutrisi tanaman, sekaligus menjadi substitusi pupuk kimia.
Peluncuran pupuk cair tersebut mendapat respon positif dari peserta. Pengurus BEM PTNU menyebut inovasi itu sebagai upaya konkret mahasiswa dalam menawarkan solusi pertanian yang terjangkau.
"Penting keterlibatan generasi muda di sektor pangan. Minimnya minat menjadi petani sebagai ancaman serius bagi keberlanjutan produksi pangan nasional," ungkapnya.
Menurutnya, mahasiswa memiliki kemampuan teknologi, jejaring, serta pengetahuan yang dapat mendukung inovasi pertanian di tingkat akar rumput.
"Isu regenerasi petani dan penguatan peran mahasiswa di sektor pangan tetap menjadi perhatian utama PKMNU," pungkasnya.
PKMNU menegaskan bahwa penguatan kapasitas generasi muda NU harus menjadi upaya berkelanjutan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan ke depan. (*)
| Pewarta | : Hainor Rahman |
| Editor | : Hainorrahman |