TIMES JAKARTA, JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, mengungkapkan bahwa dukungan perusahaan swasta terhadap sepak bola Indonesia semakin besar. Salah satu bukti nyata dari peningkatan ini adalah hadirnya VinFast, produsen mobil listrik asal Vietnam, sebagai sponsor baru untuk Timnas Indonesia.

“Alhamdulillah sekarang dukungan swasta kian besar, sudah mencapai 70 persen, total daripada supporting program. Dan alhamdulillah, salah satunya hari ini VinFast," kata Erick Thohir kepada awak media seusai melakukan penandatanganan nota kesepahaman PSSI dengan VinFast di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (22/2/2025)

VinFast, yang dikenal sebagai perusahaan otomotif asal Vietnam, telah memutuskan untuk berinvestasi dalam dunia sepak bola Indonesia. Sebagai bagian dari komitmennya, mereka mendukung timnas Indonesia yang sedang berjuang menuju Piala Dunia 2026.

Erick menyatakan bahwa kehadiran VinFast bukan hanya soal dana, tetapi juga karena perusahaan ini sangat mengapresiasi perkembangan sepak bola Indonesia.

Dukungan VinFast sangat berarti, terutama bagi timnas Indonesia yang memiliki ambisi besar untuk berlaga di Piala Dunia 2026. "Jadi yang luar biasa lagi mereka (VinFast) suka dengan sepak bola Indonesia,” tambah Erick.

Menurutnya, kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan swasta seperti VinFast sangat penting dalam membangun timnas sepak bola Indonesia.

Ia menekankan bahwa pengembangan timnas Indonesia tidak bisa bergantung sepenuhnya pada dana dari pemerintah. Oleh karena itu, dukungan swasta yang semakin besar, bahkan mendominasi aspek pendanaan, menjadi faktor kunci dalam kesuksesan program pembangunan timnas.

Sejak November 2024, PSSI mencatat total dana yang terkumpul dari berbagai sponsor untuk mendukung timnas Indonesia mencapai Rp400 miliar. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber, termasuk hak siar televisi yang mencapai sekitar Rp70 miliar, sponsor utama Bank Mandiri sebesar Rp80 miliar, pendapatan dari penjualan tiket yang mencapai Rp20 miliar per pertandingan, serta kontribusi sekitar Rp100 miliar dari sektor swasta. (*)