TIMES JAKARTA, KEDIRI – Musim tanam tahun ini, bagi petani melon merupakan tantangan yang signifikan lantaran performa tanaman yang menurun. Hal ini disebabkan karena cuaca yang tidak menentu serta meningkatnya potensi serangan virus tanaman.
Di beberapa wilayah seperti Nganjuk, Madiun dan Kediri, tanaman melon yang biasanya tumbuh optimal mengalami gangguan pada fase pembentukan dan pembesaran buah.
Salah satu penyebab utama adalah infeksi virus tanaman yang menyebar cepat saat kelembapan tinggi, mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak seragam dan buah tidak berkembang dengan baik.
Buah melon dari lahan terdampak terlihat lebih kecil dari ukuran normal, permukaannya kasar, dan warnanya kurang cerah. Bahkan beberapa mengalami keretakan atau bentuk yang tidak sempurna, sehingga tidak memenuhi standar kualitas pasar.
Kondisi cuaca yang tidak menentu ini sangat mempengaruhi tanaman menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan penurunan performa secara keseluruhan.
Seperti yang dialami Edi dan Arif Nur Azis, petani Melon asal Desa Purwotengah, Kediri. Mereka mengaku bahwa upaya untuk menjaga kualitas tanaman tahun ini menghadapi banyak hambatan.
Pemilik Saclar Buah Group di Kediri ini mmengatakan, perlu adanya pendampingan lebih lanjut dalam hal pengendalian penyakit tanaman serta peningkatan akses terhadap varietas benih yang tahan virus karena menyengkut hasil yang dihasilkan.
“Dengan pendampingan serta edukasi dari pihak terkait tentunya sedikitnya dapat membantu permasalahan yang ada saat ini,” katanya, Minggu (13/7/2025).
Sementara itu, Pemerintah daerah Jawa Timur melalui dinas pertanian setempat telah melakukan pemantauan dan merespons kondisi ini dengan rencana peningkatan edukasi bagi petani serta penguatan sistem monitoring kesehatan tanaman.
Situasi ini menjadi pengingat penting bahwa sektor pertanian hortikultura, khususnya melon, membutuhkan sistem pertahanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika iklim serta potensi serangan virus tanaman. Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlangsungan produksi di tengah tantangan yang terus berkembang. (*)
Pewarta | : Joko Wiyono |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |