TIMES JAKARTA, JAKARTA – Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengajak negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengambil langkah konkret dalam membantu pengungsi Palestina yang tengah menghadapi kondisi krisis.

Dalam pidatonya di Sidang ke-51 Dewan Menteri Luar Negeri OKI yang digelar di Istanbul, Turki, Sabtu (21/6), Lazzarini menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap nasib jutaan warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza, yang kini berada di ambang kelaparan.

“Saya menyerukan kepada seluruh anggota OKI untuk memberikan dukungan politik dan finansial yang nyata agar para pengungsi Palestina dapat terus memperoleh layanan dasar yang vital,” ujar Lazzarini. Ia menekankan bahwa “nyawa dan masa depan jutaan orang kini berada di tangan Anda semua.”

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa kondisi keuangan UNRWA saat ini sangat genting. Tanpa tambahan pendanaan dari komunitas internasional, kelangsungan operasi lembaga tersebut—termasuk layanan pendidikan, kesehatan, dan bantuan kemanusiaan—berisiko terhenti.

Islamofobia dan Ancaman Media Sosial

Dalam forum yang sama, Perwakilan Tinggi Aliansi Peradaban PBB, Miguel Angel Moratinos, turut menyuarakan keprihatinannya atas maraknya Islamofobia yang menurutnya telah melampaui sekadar prasangka dan berubah menjadi bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia.

“Islamofobia menggerus kohesi sosial dan bertentangan langsung dengan nilai-nilai universal dalam Piagam PBB,” kata Moratinos.

Ia mengkritik peran media sosial dalam menyebarkan retorika kebencian anti-Muslim, yang menurutnya diperburuk oleh algoritma digital yang memperkuat konten negatif dan provokatif.

“Platform digital yang dahulu dianggap sebagai ruang terbuka untuk kebebasan berekspresi, kini justru menjadi ladang subur bagi ujaran kebencian,” tegasnya.

Forum tahunan OKI ini menjadi panggung penting bagi seruan internasional agar solidaritas dunia Islam tidak hanya bersifat simbolis, melainkan juga diwujudkan melalui komitmen nyata dalam membantu komunitas yang terpinggirkan, termasuk pengungsi Palestina yang saat ini sangat membutuhkan uluran tangan global. (*)