TIMES JAKARTA, JAKARTA – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani optimis prospek perekonomian Indonesia pada tahun depan dapat lebih baik dibandingkan tahun ini, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5-5,2 persen year-on-year (yoy).
Ia menuturkan, pertumbuhan tersebut didukung oleh kondisi demografi Indonesia yang memiliki porsi penduduk muda yang besar, sehingga dapat menjadi penggerak konsumsi domestik.
“Faktor demografi sangat mempengaruhi perekonomian suatu negara, di mana kontribusi dari konsumsi dan investasi itu yang paling besar mendominasi pada pertumbuhan ekonomi,” ujar Aviliani di Jakarta, Selasa.
Ia menyatakan, negara-negara maju cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, yakni sekitar 2-3 persen, karena mayoritas penduduknya memasuki usia tua (aging population).
Menurut dia, kondisi tersebut pun menyebabkan kontribusi konsumsi dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi cenderung menurun.
"Berbeda dengan negara berkembang, kalau kita lihat rata-rata pertumbuhannya itu masih 4-6 persen. Nah Indonesia itu termasuk,” tuturnya.
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan tersebut, Aviliani mengatakan bahwa pemerintah hanya perlu memastikan daya beli masyarakat terjaga dan investasi terus meningkat.
"Yang penting dijaga daya belinya, kemudian swasta dan BUMN itu dibiarkan untuk berinvestasi dengan pergerakan yang lebih cepat, sehingga dua ini akan mendominasi dari pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menilai pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih baik pada tahun mendatang juga didukung oleh sikap wait and see para investor terhadap pemerintahan baru yang semakin berkurang setelah satu tahun berjalan.
Aviliani menyatakan, Indonesia termasuk negara berkembang yang diperhitungkan oleh para investor, terlihat dari besarnya arus masuk investasi dan dana asing yang masuk.
“Itu kan menunjukkan bahwa untuk berinvestasi, Indonesia itu sebenarnya masih punya peluang (untuk bersaing dengan negara tujuan investasi lain),” ujarnya.
Meskipun demikian, ia mengakui masih terdapat tantangan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni pemerataan ekonomi.
Hal tersebut, lanjut dia, terlihat dari adanya kelas masyarakat yang terganggu daya belinya di tengah fluktuasi ekonomi saat ini, sementara kelas lainnya tidak terpengaruh oleh kondisi tersebut.
“Masalahnya kan pemerataan, jadi tugasnya pemerintah adalah (ekonomi) tumbuh 5 persen, juga harus merata dan lebih berkualitas,” imbuh Aviliani. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Indef Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Nanjak ke 5,2% Tahun 2026
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |