https://jakarta.times.co.id/
Berita

Jumlah Negara yang Memutus Hubungan Diplomatik dengan Israel Terus Bertambah

Kamis, 02 November 2023 - 08:46
Jumlah Negara yang Memutus Hubungan Diplomatik dengan Israel Terus Bertambah Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi saat berbicara di Majelis Umum PBB di markas besar PBB. (FOTO: Times of Israel/Getty Images/AFP)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Jlah negara yang memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel bertambah, setelah Rabu kemarin Yordania menyusul menarik duta besarnya sebagai bentuk kecaman serangan Israel yang sudah tidak proporsional lagi ke Jalur Gaza.

Sebelum, tiga negara dari benua Amerika Selatan juga memutus hubungan diplomatiknya dengan Israel, yakni Bolivia, Kolombia dan Chile.

Yordania menjadi negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan dengan Israel, dan yang pertama pula menarik duta besarnya atas perang ini.

Menteri Luar Negeri Yordania,  Ayman Al-Safadi mengarahkan Rasan al-Majali, duta besar kerajaan Hashemite untuk Israel, untuk kembali ke Amman sebagai bentuk penolakan dan kecaman Yordania atas perang Israel yang berkecamuk di Gaza, yang menyebabkan banyak orang tidak bersalah meninggal dunia, sebuah bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada tahun 1994, Yordania menjadi negara Arab kedua yang secara resmi mengakui Israel yang sebelumnya menahan duta besarnya untuk Tel Aviv. Yordania juga pernah memanggil kembali duta besarnya pada tahun 2019 untuk memprotes pemenjaraan Israel terhadap warga negara Yordania, Hiba al-Labadi dan Abdulrahman Miri tanpa tuduhan.

Al-Safadi mengatakan, kembalinya al-Majali dikondisikan agar Israel menghentikan perangnya di Gaza dan mengakhiri krisis kemanusiaan yang diakibatkannya.

Sementara pemerintahan sosialis Bolivia pada hari Selasa menjadi negara pertama di dunia yang sepenuhnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena perang mereka di Gaza.

Sedangkan pemerintah sayap kiri Chile dan Kolombia serta monarki Yordania menarik duta besar mereka dari Tel Aviv.

"Kami mengirimkan komunikasi resmi ini kepada negara Israel dimana sebagaimana dinyatakan, kami mengumumkan keputusan kami sebagai Negara Plurinasional Bolivia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel," kata Menteri Kepresidenan Bolivia, María Nela Prada kepada wartawan, Selasa sore.

"Kami juga menuntut diakhirinya serangan di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan pengungsian paksa warga Palestina," lanjutnya.

Prada mengatakan, keputusan Presiden Bolivia Luis Arce konsisten dengan kebijakan pasifis Bolivia, dan ia menambahkan bahwa pemerintahannya akan menerapkan sanksi terhadap mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap rakyat Palestina, tidak hanya sekarang, tapi sejak bertahun-tahun yang lalu.

Menteri juga berjanji bahwa Bolivia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak di Jalur Gaza, yang sedang mengalami krisis kesehatan yang serius.

Ia juga menyerukan negara-negara bersaudara melakukan tindakan kolektif untuk mencegah genosida di Gaza.

Setelah Prada, Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia, Freddy Mamani juga mengatakan, bahwa dalam kerangka prinsipnya yang menghormati kehidupan, Bolivia telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, sebagai penolakan dan kecaman terhadap militer Israel yang agresif dan tidak proporsional lagi melakukan serangan di Jalur Gaza.

Rumah Bersalin Dibom

Terbaru, Israel juga telah menghantam dengan bom udara sebuah bangsal bersalin di sebuah rumah sakit yang dipenuhi wanita dan anggota staf medis di Kota Gaza.

"Serangan udara Israel telah menghantam bangsal bersalin di sebuah rumah sakit yang dipenuhi wanita dan anggota staf medis di Kota Gaza," tegas Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina. Ashraf al-Qudra.

Ashraf al-Qudra mengatakan, bangsal bersalin dipindahkan dari Rumah Sakit utama Al-Shifa di Gaza ke Rumah Sakit Internasional Al-Helou, dan yang terakhir ini dibombardir.

Israel telah mencekik sistem layanan kesehatan dengan cara menghentikan pengiriman pasokan medis dan bahan bakar, dan membanjiri Al-Shifa dengan ribuan orang yang terluka. 

"Ini telah memaksa kami untuk memindahkan layanan persalinan ke Rumah Sakit Al-Helou dan memberikan ruang bagi lebih banyak orang yang terluka," kata al-Qudra.

"Kami menyerukan komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi untuk menghentikan Israel dan melindungi rumah sakit, staf medis, dan pasien sebelum pembantaian terjadi lagi," katanya.

Menurut pejabat rumah sakit setempat, serangan udara Israel yang mengguncang kamp pengungsi Gaza di Jabalya pada hari Rabu menyebabkan sedikitnya 80 orang meninggal dunia.

Dr Atef Al Kahlout, direktur rumah sakit Indonesia di Gaza, Dr Atef Al Kahlout mengatakan kepada CNN pada hari Rabu, bahwa setidaknya 80 jenazah telah tiba di rumah sakit setelah serangan tersebut dan masih banyak lagi yang sedang digali dari reruntuhan.

Dia mengatakan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak dan ratusan orang lainnya terluka.

Pasukan Pertahanan Israel mengkonfirmasi Rabu pagi bahwa ledakan di lingkungan Falluja di kamp pengungsi Jabalya disebabkan oleh serangan udara. Dikatakan "teroris Hamas tersingkir dalam serangan itu"

Video dari lokasi ledakan menunjukkan kerusakan besar di sekitar kawah yang dalam di lingkungan tersebut. Orang-orang terlihat menggali reruntuhan untuk mencari mayat. 

Militer Israel juga melakukan serangan udara di Jabalya pada hari Selasa di daerah dekat Falluja. Petugas medis mengatakan ada ratusan korban jiwa.

Serangan Israel di jalur Gaza yang dinilai sudah tidak proporsional lagi telah memantik negara Bolivia, Kolombia, Chile dan terakhir Yordania, memutuskan hubungan diplomatiknya dengan negara zionis itu. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.