TIMES JAKARTA, JAKARTA – Elon Musk, CEO Tesla, orang terkaya di dunia yang diutus Presiden Donald Trump untuk mengurangi pemborosan di pemerintah federal akhirnya resmi meninggalkan Gedung Putih, Rabu (28/5/2025) malam.
Pengunduran diri Musk itu terjadi sehari setelah ia mengkritik RUU Partai Republik untuk mendanai sebagian besar agenda Trump "mengecewakan."
Musk praktis menjabat sebagai pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan Donald Trump dengan "misi DOGE" nya selama 114 hari.
"Setelah waktu yang dijadwalkan sebagai Pegawai Pemerintah Khusus berakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @realDonaldTrump atas kesempatan untuk mengurangi pemborosan pengeluaran," tulis Musk di di X, platform media sosialnya.
Gedung Putih tidak memberikan komentar resmi pada hari Rabu tentang kepergian Musk, karena Musk hanyalah teman Trump. Gedung Putih pertama kali mengakui peran Musk secara publik pada tanggal 3 Februari 2025.
Selasa lalu, "Sunday Morning" dari CBS News membagikan klip Musk yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap "RUU belanja besar-besaran," yang menurutnya "merusak" kinerja operasi DOGE miliknya, yang berudaha mengurangi belanja federal dengan memangkas jumlah tenaga kerja federal, memangkas program pemerintah, dan menghilangkan hibah yang dianggap pemborosan.
Kantor Anggaran Kongres memperkirakan Republik akan menambah paket pendanaan sebesar $2,3 triliun pada defisit federal selama 10 tahun, sebagian besar karena perpanjangan pemotongan pajak Trump tahun 2017 dan pengeluaran baru yang lebih besar daripada penghematan.
Elon Musk awalnya justru akan memangkas $2 triliun melalui operasi tersebut, sebuah target yang kemudian ia kurangi secara signifikan.
Rabu sore, Donald Trump menanggapi kritik Musk itu pada dari Ruang Oval yang nadanya membela paket pendanaan tersebut.
Trump mengatakan, undang-undang tersebut akan memenuhi beberapa prioritas utamanya, tetapi ia juga mencatat kerumitan dalam meloloskan RUU yang sangat luas tersebut melalui DPR yang terbelah dengan tajam.
"Tanggapan saya banyak hal. Pertama, kita harus mendapatkan banyak suara. Kita tidak bisa memangkas. Kita perlu mendapatkan banyak dukungan, dan kita punya banyak dukungan. Kita harus mendapatkannya melalui DPR," kata Trump.
Elon Musk sendiri kini meninggalkan pemerintahan Donald Trump dengan "misi DOGE" nya yang gagal mencapai triliunan dolar penghematan yang pernah ia gembar-gemborkan saat kampanye.
Hingga Rabu malam, situs web pemerintah DOGE mengklaim penghematan sebesar $175 miliar, meskipun klaim itu masih meragukan.
Elon Musk merupakan salah satu orang paling menonjol pada hari-hari awal pemerintahan Donald Trump yang kedua, mengamankan dukungan Trump setelah mendanai kampanye presidensialnya tahun 2024 dengan lebih dari $250 juta , menurut laporan keuangan kampanye.(*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |