TIMES JAKARTA, JAKARTA – Dunia politik selalu segar dan menarik untuk dibahas, karena tidak ada dalam hidup ini yang bisa lepas dari politik. Perilaku Politik sudah kita jalani setiap hari walau kita sering tidak menyadarinya. Salah satu dari sikap politik tersebut adalah sikap oportunis.
Oportunis adalah sikap untuk mengambil keuntungan untuk diri sendiri tanpa memegang Etika. Oportunis berasal dari kata opportunity yang berarti Peluang. Artinya orang yang selalu mengambil keuntungan dari setiap peluang yang ada. Maka seluruh calon harus mewaspadai adanya orang oportunis yang masuk dalam pergolakan dan tim sukses calon di Pemilukada 2024
Perilaku oportunistik dapat didefinisikan sebagai mencari kepentingan pribadi atau diri sendiri dengan menggunakan tipu daya (Williamson : 1985). Sebagai sebuah perilaku sikap oportunis dilakukan dengan kecerdasan yang dimiliki seseorang, maka kadang kita tidak sadar kalau orang tersebut sebenarnya memiliki tendensi untuk mengambil keuntungan pribadi.
Oportunisme mengarah pada tindakan, seperti memotong/menahan atau mendistorsi informasi penting, tidak memenuhi janji atau kewajiban, berbohong, atau berbuat curang. Dengan demikian, oportunisme menimbulkan perasaan kebencian dan frustasi pada pihak lain.
Maka seorang kandidat atau tim sukses perlu mewaspadai orang orang oportunis yang diam diam masuk dalam barisan tim yang sebenarnya ingin numpang kamulyan, ingin mencari keuntungan, menjual informasi atau memainkan peran politik dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari pihak teman maupun lawan.
Berikut ini beberapa sikap oportunis yang wajib kita ketahui antara lain :
1. Hanya berteman dengan orang yang memberi keuntungan.
2. Mencuri informasi, karena dengan informasi penting yang didapat akan dijual dan menguntungkan diri sendiri.
3. Tega Mencari kesempatan dalam kesempitan. Dengan sikap yang halus orang oportunis seolah olah seperti pahlawan padahal mencari peluang yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
4. Hati hati dengan saran yang seolah olah baik padahal menjerumuskan.
5. Dalam membagi apapun tidak pernah adil, mengambil dahulu apa yang di dapat sisanya baru diberikan pada temannya.
6. Orang oportunis adalah orang yang kreatif, dia banyak akal dan gagasan. Sebuah masalah bari orang lain, justru sebuah keuntungan bagi dirinya. Bagi orang oportunis dimana ada keinginan disitu selalu ada jalan.
7. Orang oportunis tidak memegang norma sebagai pedoman hidup. Dia menganggap pelanggaran norma hal yang biasa untuk dilakukan yang penting menguntungkan diri sendiri.
8. Memiliki sikap optimis, selalu yakin dengan apa yang pikirkan dan dilakukan.
9. Selalu Up To Date, seorang oportunis selalu memiliki informasi terkini dan seolah olah faham semua. Namun dibalik itu ada usaha untuk mengambil keuntungan dari informasi yang didapat.
10. Pandai memanfaatkan keadaan. Bagi orang oportunis keadaan apapun akan di memaknai menjadi sebuah peluang yang bisa menguntungkan dirinya.
11. Hobi menghitung hasil, orang oportunis hanya berfikir dua hal, yaitu untung atau rugi. Maka ketika sesuatu itu menguntungkan maka dia akan melakukan, namun jika tidak menguntungkan maka dia akan diam dan tidak berbuat apa-apa.
Sebuah catatan sederhana untuk memahami perilaku politik seseorang dalam Pilkada ini. Kandidat Siapapun harus lebih berhati hati dalam melihat tim sukses walau dia seorang teman, satu partai atau sahabat yang dianggap terbaik, karena oportunis adalah salah satu penyakit hati manusia. Semoga bermanfaat untuk mewujudkan Kedigdayaan di masa depan
***
*) Oleh : HM Basori, M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.
Pewarta | : Hainorrahman |
Editor | : Hainorrahman |