TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sebagai bagian dari upaya mendorong regenerasi petani dan transformasi ekosistem pertanian nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) mengukuhkan sebanyak 26 Young Ambassador Agriculture (YAA) 2025.
Para duta pertanian muda ini diharapkan menjadi motor penggerak dan agen perubahan untuk menginspirasi ribuan generasi muda agar terjun ke sektor pertanian. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam memastikan ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Optimisme kebangkitan pertanian Indonesia harus terus dijaga, terutama oleh generasi muda. Jika seluruh anak muda bergerak, dalam 10 tahun ke depan, Indonesia bisa menjadi negara superpower di sektor pangan,” tegas Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa Young Ambassador Agriculture bukan hanya simbol semata, tetapi harus berperan nyata dalam mendorong perubahan. Mereka diharapkan mampu menginspirasi, mengedukasi, dan mengajak generasi muda lainnya untuk terjun ke sektor pertanian secara masif dan berkelanjutan.
“Young Ambassador harus menjadi agen perubahan di sektor pertanian. Saat ini, menurut data BPS, sebanyak 52 persen atau sekitar 140 juta penduduk Indonesia berada pada usia produktif. Namun, hanya 6 juta di antaranya yang merupakan petani muda. Artinya masih ada 134 juta generasi muda yang perlu kita ajak bergabung dalam ekosistem pertanian. YAA tidak boleh hanya menjadi label, tetapi harus hadir dengan aksi nyata,” kata Idha.
Senada, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian sekaligus Direktur Program YESS, Muhammad Amin, menuturkan bahwa pengukuhan YAA ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan figur-figur muda inspiratif yang dapat memperluas promosi pertanian kepada masyarakat luas, sekaligus mendorong keterlibatan aktif generasi muda dalam pembangunan sektor pertanian.
“Tujuan utama dari acara Young Ambassador Agriculture ini adalah mendorong generasi muda agar terlibat langsung dalam pembangunan pertanian sekaligus menjadi agen promosi pertanian kepada masyarakat luas,” jelas Amin.
Salah satu wilayah yang turut mengukir prestasi adalah Provinsi Jawa Timur, yang mengirimkan lima finalis Young Ambassador Agriculture 2025 dari Kabupaten Pasuruan, Banyuwangi, Lumajang, Blitar, dan Kota Batu.
Menurut Novita Dewi Kristanti, Project Manager Program YESS PPIU Jawa Timur, dua dari lima finalis berasal dari kalangan penerima manfaat Program YESS, khususnya petani muda komoditas jamur dari Kabupaten Pasuruan dan Banyuwangi.
Satu di antara mereka, Anggi Aptiningsih, berhasil terpilih sebagai Young Ambassador Agriculture 2025. Anggi merupakan petani muda asal Banyuwangi yang fokus mengembangkan budidaya jamur tiram. Ia juga aktif sebagai pengurus Koperasi Jetawangi Nusantara—koperasi binaan PPIU Jawa Timur dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang.
Melalui inovasi dan kegigihannya, Anggi menjadi contoh nyata bahwa pertanian adalah bidang yang menjanjikan dan dapat menjadi pilihan karier masa depan.
Melalui figur-figur muda seperti Anggi, Kementan berharap akan lahir lebih banyak inovator dan wirausahawan muda pertanian yang mampu menjawab tantangan pangan global, memperkuat ketahanan pangan nasional, serta menjadikan pertanian sebagai sektor yang membanggakan. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |