https://jakarta.times.co.id/
Wisata

Wisata Religi, Ziarah Wali Limo di Jawa Timur: Menelusuri Sejarah Islam Nusantara

Senin, 31 Maret 2025 - 08:30
Wisata Religi, Ziarah Wali Limo di Jawa Timur: Menelusuri Sejarah Islam Nusantara Peziarah memanjatkan doa di Makam Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Rabu (22/3/2023). Sejumlah umat Islam di Jawa Timur memiliki tradisi ziarah makam Wali Songo jelang Ramadhan. (ANTARA FOTO/Rizal Hanafi)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Di antara sembilan Wali Songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, lima di antaranya dimakamkan di Jawa Timur.

Dari pesisir Tuban hingga pusat Kota Surabaya, makam-makam ini tak hanya menjadi tujuan ziarah, tapi juga menyimpan kisah unik tentang strategi dakwah yang memadukan kebudayaan lokal dengan nilai-nilai Islam. Mari kita telusuri satu per satu.

1. Sunan Bonang: Seniman Muslim dengan Dua Makam

Lokasi: Tuban & Pulau Bawean

Suara gemuruh bonang dan rebab masih seolah terdengar di sekitar makam Sunan Bonang. Putra Sunan Ampel ini dikenal sebagai maestro musik yang menciptakan tembang-tembang berisi syahadat, menyelipkan dakwah dalam alunan gamelan. Kisahnya tak berhenti di situ—kematiannya pun meninggalkan misteri.

Saat wafat di Bawean tahun 1525, terjadi "perebutan" jenazah antara murid Bawean dan Tuban. Konon, jenazah yang sama ditemukan di kedua tempat! Kini, dua makam diyakini sebagai petilasannya:

  • Kompleks Masjid Agung Tuban (lebih populer, dekat Pantai Boom)

  • Pulau Bawean (di Kampung Tegal Gubug)

Peziarah kerap berdoa di sini sembari merenungkan syair-syair dakwahnya yang abadi.

2. Sunan Drajat: Penyebar Islam dengan Tembang dan Tujuh Teras Penuh Makna

Lokasi: Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Lamongan

"Tombo ati iku limo perkarane..."
Penggalan tembang Sunan Drajat itu masih dikenang hingga kini. Raden Qasim—nama aslinya—memilih dakwah melalui suluk (nyanyian sufistik) dan pendirian pesantren di Desa Drajat.

Yang unik, kompleks makamnya dibangun dengan 7 undakan teras, melambangkan tahapan manusia mendekatkan diri pada Tuhan. Di museum dekat makam, Anda bisa melihat bonang dan gamelan yang dulu dipakainya berdakwah.

3. Sunan Maulana Malik Ibrahim: Sang Perintis dari Tanah Seberang

Lokasi: Jalan Malik Ibrahim, Gresik

Sebelum Wali Songo lainnya berdakwah, Syekh Maulana Malik Ibrahim—yang berasal dari Persia—telah lebih dulu menyebarkan Islam di Gresik abad ke-14. Ia tak hanya mengajarkan tauhid, tapi juga mengobati warga secara gratis dan memperkenalkan sistem cocok tanam baru.

Makamnya sederhana, dikelilingi ratusan makam ulama lain. Letaknya strategis, hanya 200 meter dari alun-alun Gresik

4. Sunan Giri: Pendakwah yang Menyentuh Hati Anak-Anak

Lokasi: Desa Kebomas, Gresik

"Cublak-cublak suweng..."
Lagu dolanan ciptaan Sunan Giri itu ternyata sarat makna tasawuf! Raden Paku—murid Sunan Ampel ini—pandai menyisipkan nilai Islam dalam permainan anak. Pesantren Giri yang didirikannya menjadi pusat pendidikan terkemuka di Jawa.

Makamnya berada di bukit dengan tiga gapura penyangga. Dari sini, Anda bisa melihat pemandangan Kota Gresik yang memesona

5. Sunan Ampel: Guru Para Wali di Kota Pahlawan

Lokasi: Kawasan Masjid Ampel, Surabaya

"Moh limo" (larangan berjudi, mabuk, mencuri, madat, dan main wanita)—prinsip dakwah Sunan Ampel masih relevan hingga kini. Makamnya, di kompleks Masjid Ampel Surabaya, ramai peziarah yang juga berebut air sumur berkhasiat di sana.

Jangan lewatkan arsitektur masjid bergaya Jawa-Kuno dan deretan pedagang kopyah di sekitar lokasi.

Tips Berziarah:

  • Waktu terbaik: Pagi hari atau setelah Ashar untuk menghindari keramaian.

  • Sopan santun: Kenakan pakaian tertutup dan hindari berbicara keras di area makam.

Setiap makam ini adalah buku sejarah hidup tentang bagaimana Islam menyebar dengan damai di Nusantara. Selamat menapaktilasi jejak para pendakwah agung! (*)

Pewarta : Wahyu Nurdiyanto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.