TIMES JAKARTA, JAKARTA – Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD-PBNU) terus memperkuat peran strategis dai NU di era digital.
Melalui forum bertajuk Dakwah Sphere: Ngaji dan Temu Pegiat Dakwah Digital NU, LD-PBNU menghadirkan ruang kolaboratif bagi para dai lintas platform untuk saling berbagi ilmu, semangat, dan pengalaman dalam berdakwah secara kontekstual dan relevan.
Digelar Selasa, 17 Juni 2025, acara ini menghadirkan dua narasumber utama Dr. KH. Mulawarman Hannase, Lc., MA.Hum, selaku Kepala Bidang Diklat Masjid Istiqlal, dan Ustadz Taufiqurrahman, dai kondang yang populer dengan gaya ceramah berpantunnya.
Acara dibuka langsung oleh Ketua LD-PBNU Dr. KH. Abdullah Syamsul Arifin, didampingi Sekretaris LD-PBNU KH. Nurul Badruttamam, MA.
Dalam sambutannya, KH. Abdullah menegaskan bahwa misi utama seorang dai tetap tidak berubah: menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana ditegaskan dalam Surah Ali Imran ayat 110.
“Jangan pernah minder meski tidak dikenal. Seperti kata Imam al-Ghazali, bukan popularitas yang penting, tapi keikhlasan dalam mengemban amanah dakwah,” ujarnya, seperti diterima TIMES Indonesia, Rabu (18/6/2025).
Sesi dilanjutkan dengan pemaparan dari KH. Mulawarman Hannase yang mengangkat pentingnya memperkuat literasi keulamaan bagi para dai, terutama melalui program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).
Program ini, menurutnya, merupakan gagasan langsung dari Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. AG. KH. Nasaruddin Umar, MA, yang prihatin terhadap minimnya akses beasiswa pendidikan tinggi bagi para santri.
“PKUMI menjadi ikhtiar agar para santri mendapatkan fasilitas yang setara, bahkan prioritas, karena peran mereka sangat vital dalam sejarah dan masa depan bangsa,” tegasnya.
Ia juga memperkenalkan berbagai program dakwah rutin yang telah digelar Masjid Istiqlal, mulai dari Subuh hingga Maghrib, termasuk kegiatan malam Jumat seperti istighotsah, yasinan, ratiban, dan kajian tasawuf yang dipimpin langsung oleh Imam Besar.
Sementara itu, Ustadz Taufiqurrahman, atau yang akrab dikenal sebagai “Ustadz Pantun”, mengajak para dai NU agar tidak gagap teknologi dan mengambil peran aktif dalam platform dakwah digital. Ia juga menekankan pentingnya menjaga keberkahan dari khidmat kepada guru.
“Ulama-ulama besar tidak lahir begitu saja. Mereka tumbuh karena kesungguhan dalam berkhidmat kepada guru-gurunya,” kata ustadz yang dikenal dekat dengan generasi muda itu.
Sebagai penutup, LD-PBNU menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Diklat BPMI. Beberapa poin penting dari kerja sama ini antara lain:
-
Standardisasi Imam dan Khatib Jum’at
-
Produksi Podcast Dakwah
-
Penulisan Buku-Buku Dakwah
-
Seminar Nasional Dakwah
Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa tantangan dakwah di era digital bukan hanya soal penyampaian pesan, tetapi juga tentang menjaga kualitas, adab, dan integritas keulamaan.
Sinergi antarlembaga seperti ini diharapkan mampu memperkuat peran dai NU sebagai penjaga moralitas dan pemandu umat di tengah derasnya arus informasi digital.
Dakwah Sphere bukan sekadar forum diskusi, tapi juga simbol keseriusan LD-PBNU untuk terus mendorong dai NU agar responsif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dakwah Sphere, Cara LD-PBNU Dorong Dai NU Aktif di Dunia Digital
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |