https://jakarta.times.co.id/
Berita

Israel Akan Bebaskan 1.904 Tahanan Palestina Termasuk Tokoh-tokoh Militan

Sabtu, 18 Januari 2025 - 16:29
Israel Akan Bebaskan 1.904 Tahanan Palestina Termasuk Tokoh-tokoh Militan Para perempuan duduk di dekat poster sandera yang ditawan Hamas di Jalur Gaza, di Tel Aviv, Israel, 17 Januari 2025. (FOTO: Times of Israel/ AP)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Tahap pertama gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan dengan Hamas, Israel diperkirakan akan membebaskan total 1.904 tahanan Palestina.

Mereka, seperti dilansir Times of Israel, termasuk 737 tahanan dan tahanan keamanan, termasuk banyak tokoh militan yang menjalani hukuman seumur hidup karena pembunuhan. Diantaranya ada anggota Hamas, Jihad Islam Palestina, dan gerakan Fatah yang berkuasa di Otoritas Palestina, bersama dengan wanita dan anak-anak yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Israel juga akan membebaskan 1.167 warga Palestina yang ditahan di Jalur Gaza selama serangan darat IDF, yang tidak berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober 2023.

Sementara itu sebanyak 24 anggota Kabinet Pemerintah Israel, Sabtu (18/1/2025) pagi tadi menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Anggota Kabinet Pemerintahan Israel, dini hari tadi mengadakan pertemuan untuk memberikan suara mendukung persetujuan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas itu. Namun 8 diantaranya menentang.

Dua anggota partai berkuasa Likud, partainya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu termasuk ikut menentang bersama para menteri sayap kanan.

Jumat kemarin, Kabinet Keamanan Israel sudah lebih dulu memberikan persetujuannya tentang gencatan senjata dengan Hamas itu.

Kantor Perdana Menteri mengeluarkan pernyataan singkat setelah pukul 01.00 dini hari tadi yang menyatakan bahwa pemerintah menyetujui kesepakatan tersebut setelah mengadakan pertemuan selama lebih dari tujuh jam.

Pernyataan itu menambahkan, bahwa kesepakatan itu akan mulai berlaku pada hari Minggu, saat tiga sandera Israel pertama akan dibebaskan.

Hamas akan membebaskan 33 sandera pada tahap pertama. Kesepakatan gencatan senjata itu sendiri akan berlaku selama 42 hari.

Kini setelah pemerintah Israel menyetujui perjanjian tersebut, para penentang perjanjian tersebut bisa mengajukan petisi ke Mahkamah Tinggi untuk menolak pembebasan tahanan keamanan Palestina, meskipun pengadilan kemungkinan besar tidak akan ikut campur tangan. Delapan penentang kesepakatan itu, termasuk Menteri Komunikasi Israel, Shlomi Karhi, Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich.

Pemungutan suara kabinet diadakan setelah tim negosiasi Israel dan Hamas menandatangani kesepakatan di Doha pada Jumat pagi.

Awalnya Kantor Perdana Menteri mengumumkan bahwa seluruh pemerintahan tidak akan bersidang hingga Sabtu malam untuk menyetujuinya.

Namun pertemuan itu akhirnya dimajukan setelah sejumlah menteri, termasuk anggota kabinet Haredi mengatakan, pertimbangan Shabbat tidak boleh menunda masalah yang menyelamatkan nyawa. Namun, karena pertemuan tersebut berakhir dengan terlambat dan berlangsung hingga Shabbat, beberapa menteri ultra-Ortodoks meninggalkan tempat sebelum pemungutan suara.

Tetapi menurut berita Channel 12, mereka meninggalkan pesan lewat sekretaris kabinet untuk memasukkan mereka di antara para pendukung perjanjian tersebut.

Menteri Shas Michael Malcheli dilaporkan menulis di catatannya, "Tidak ada perintah yang lebih penting daripada menyelamatkan nyawa para sandera."

737 tahanan Palestina

Kementerian Kehakiman kemudian menerbitkan daftar dalam bahasa Ibrani berisi 737 tahanan Palestina dan tahanan keamanan yang akan dibebaskan selama tahap pertama perjanjian gencatan senjata.

Daftar tersebut termasuk sejumlah tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup karena pembunuhan, diantaranya anggota Hamas, Jihad Islam Palestina, dan gerakan Fatah yang berkuasa di Otoritas Palestina, bersama dengan wanita dan anak-anak yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Salah satu nama utama dalam daftar tersebut ada Fatah yang terkenal dengan nama Zakaria Zubeidi yang pernah menjadi pelarian dari fasilitas penahanan dengan keamanan tinggi di Israel utara pada tahun 2021 sebelum ia dan lima anggota Jihad Islam yang ditangkap lagi.

Keenam orang tersebut kemudian dijatuhi hukuman lima tahun penjara atas pelarian tersebut.

Daftar yang dipublikasikan secara daring itu menyatakan bahwa Zubeidi tidak akan dikirim ke luar negeri, sehingga dia bisa pulang ke kota Jenin di Tepi Barat utara, tempat dia menjadi komandan Brigade Syuhada Al-Aqsa Fatah dan mendalangi serangan teror selama Intifada Kedua.

Tahun lalu, IDF membunuh putranya, Mohammed bersama beberapa pria bersenjata lainnya dalam sebuah serangan pesawat tanpa awak, dan menggambarkan Zubeidi yang lebih muda sebagai "teroris terkemuka dari wilayah Jenin," yang telah menjadi sarang aktivitas teror selama setahun terakhir dan tempat saudaranya Daoud terluka parah dalam baku tembak dengan pasukan Israel.

Pernyataan dari Kementerian Kehakiman menekankan bahwa gelombang pertama yang terdiri dari 95 tahanan yang dijadwalkan dibebaskan tidak akan dibebaskan hingga pukul 4 sore pada hari Minggu, ketika laporan media Ibrani yang belum dikonfirmasi mengatakan tawanan Israel pertama akan dibebaskan.

Hamas pada hari Sabtu diperkirakan akan memberikan nama tiga warga Israel pertama yang akan dibebaskan, karena kesepakatan penyanderaan menetapkan kelompok  itu harus memberikan nama-nama tawanan yang akan dibebaskannya 24 jam sebelumnya.

Ketiganya secara luas diperkirakan termasuk dalam daftar warga sipil perempuan.

Ke-33 sandera Israel yang akan dibebaskan selama tahap pertama kesepakatan gencatan senjata adalah apa yang disebut kasus kemanusiaan, kategori yang terdiri dari perempuan, anak-anak, orang lanjut usia, dan orang sakit.

Unit koordinasi sandera dan orang hilang milik pemerintah pada hari Jumat memberi tahu keluarga dari 33 sandera yang diperkirakan akan dibebaskan.

Israel belum diberitahu berapa banyak dari mereka yang masih hidup, meskipun mereka memperkirakan sebagian besar masih hidup.

Israel akan menerima laporan status lengkap dari semua orang dalam daftar tersebut tujuh hari setelah gencatan senjata. Namun urutan pembebasan belum diketahui.

Perang genosida di Gaza dimulai ketika Hamas menyerbu Israel selatan, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menculik 251 sandera selama serangan mereka pada 7 Oktober 2023.

Selama gencatan senjata selama seminggu pada November 2023, sebanyak 105 sandera telah dibebaskan, sementara empat orang dibebaskan lebih awal dan delapan orang diselamatkan hidup-hidup oleh pasukan dari Gaza.

Dalam kesepakatan gencatan senjata kali ini, Israel menyiapkan 735 tahanan Palestina untuk dibebaskan pada tahap pertama pertukaran dengan Hamas yang juga akan membebaskan 33 sanderanya, Minggu (19/1/2025) besok.(*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.