TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sebanyak lima belas dosen Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih tujuh belas penghargaan dalam daftar "Top 2 Percent Scientist Worldwide 2025" yang dirilis oleh Stanford University bekerja sama dengan Elsevier BV. Penilaian ini didasarkan pada metrik kutipan ilmiah, mencakup jumlah kutipan, h-index, hm-index yang disesuaikan dengan kolaborasi penulis, serta indikator komposit (c-score).

Rektor UI Prof. Heri Hermansyah menyatakan bahwa pencapaian ini menunjukkan kualitas penelitian dosen UI yang diakui secara internasional. "Mereka konsisten menghasilkan riset berkualitas baik dari sisi orisinalitas, relevansi, maupun kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan," ujarnya pada Kamis (25/9/2025).

Keberadaan para dosen UI dalam daftar 2% ilmuwan teratas dunia ini turut meningkatkan reputasi UI sebagai pusat penelitian berkelas global, membuka peluang kolaborasi internasional, serta menjadi teladan akademik bagi mahasiswa dan peneliti muda dalam hal etika, produktivitas, dan inovasi.

Para ilmuwan dalam daftar ini dikategorikan ke dalam 22 bidang ilmu dan 174 sub-bidang berdasarkan klasifikasi Science-Metrix. Seleksi dilakukan berdasarkan c-score, baik dengan maupun tanpa memperhitungkan kutipan sendiri, di antara 100.000 ilmuwan terbaik atau yang masuk dalam persentil 2% teratas di sub-bidang masing-masing.

Pada kategori Single-Year Impact, tiga belas dosen UI yang diantaranya berasal dari FMIPA (Prof. Yoki Yulizar, Munawar Khalil, Dewangga Oky Bagus Apriandanu, dan Dr. Dipo Aldila), Fakultas Teknik (Prof. Mohammed Ali Berawi dan Prof. Nandy Setiadi Djaya Putra), Fakultas Ilmu Komputer (Prof. Achmad Nizar Hidayanto dan Prof. Putu Wuri Handayani), serta Fakultas Kedokteran (Prof. Jeanne Adiwinata dan Prof. Indah Suci Widyahening) meraih penghargaan. Selain itu, tercatat pula nama Arnold Japutra (FEB), Dr. Herdis Herdiansyah (Sekolah Ilmu Lingkungan), dan Delly Ramadon (Farmasi).

Sementara untuk kategori Career-Long Impact, penghargaan diberikan kepada peneliti dari Fakultas Teknik (Prof. Nandy Setiadi Djaya Putra, Prof. Mohammed Ali Berawi, dan Prof. Irwan Katili) serta dari FMIPA, Prof. Ivandini Tribidasari A. (*)