TIMES JAKARTA, MAKKAH – Puncak ibadah haji 2022 segera tiba. Kabar terbaru menyebutkan jemaah haji Indonesia telah tiba di Arafah dan akan melaksanakan wukuf pada Jumat 8 Juli 2022.
Selain wukuf di Arafah, para jemaah haji juga perlu mendengarkan khutbah Arafah. PPIH Arab Saudi telah memberikan teks khutbah Arafah 2022.
Khutbah Arafah tahun ini berjudul "Khutbah Arafah: Haji Akbar dan Moderasi Beragama dari Tanah yang Mulia" oleh Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag. Untuk teks lengkapnya silahkan menuju ke bagian akhir tulisan.
Sebagaimana judulnya, materi khutbah Arafah 1443H/2022 ini membahas tentang haji akbar. Di mana ibadah wukuf dilaksanakan di hari mulia, yaitu hari Jumat.
Hari Jumat adalah hari istimewa bagi umat Islam, sehingga jika wukuf di Arafah yang menjadi rukun haji waktunya bertepatan pada hari Jumat ini dipercaya akan semakin mulia amalan ibadahnya.
Berikut Khutbah Arafah lengkap.
KHUTBAH ARAFAH
Haji Akbar dan Moderasi Beragama dari Tanah yang Mulia
9 Dzulhijjah 1443H / 8 Juli 2022M
Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag
لبيككا لهم ككي لبيككا لبيككا ل يكككا ا لبيككا ل ل كك
ولللنعمة ا ولملكل ل يكا ا
ل كك ا ل أ عنمعمنككع ةنعمككة ل اللككع ول الصكك ولل كك
وللسكككك ككككمحم صككككلي م كككك كككك ل ع م و ككككمحم ل
وعنحصعةككل للمكك ل د عننكك عن لال الل د لملكككل لل كك و
ي صككلي م و محميا ككع كك ل بكك و صكك
للسكك وعننكك عن
صككع ا لل ككك لف ول الحككمل عن ككع ةعكك د ف علككي ف للكك
عنوصككيو وم كك ةت كك د ف كك فككع لملت كك ال كك ل دل
ولمعمككك ل لل كككعجعن ول انبككك ل لملنمككك لن ول ككك ول د
2
لكككيول للتمبيكككة لبيكككا لهم كككي
ع
عناي عم كككا ولنكككم ول ون
لبيكككا لبيكككا ل يككككا ا لبيكككا ال ل ككك وللنعمكككة
الولملككككلللليككككالادلاكككع لدل عكككع لوال كككمحمل
للنككع ل للبمككا كك لصككلت ع الليككل صككا و كك ل كك
فاع د غين للعممنيد
Hadirin dhuyûfurrahman yang
dimuliakan Allah جل جلاله
Alhamdulillah...walhamdulillah...tsummal hamdulillah.... Kita yang berada tanah suci saat ini adalah insan khusus yang ditakdirkan dan dipilih oleh Allah جل جلاله dari
jutaan umat Islam di dunia untuk dapat melaksanakan ibadah wukuf di padang Arafah.
Kita perlu menyadari dengan
sesadar-sadarnya, bahwa tidak semua manusia bisa memiliki kesempatan seperti kita saat ini. Kita diberi umur panjang dan
kesehatan sehingga dapat melaksanakan rukun haji berupa wukuf di Arafah yang merupakan puncak ibadah haji di Tanah Suci. Terlebih, saat ini kita diberi
kesempatan oleh Allah جل جلاله untuk menjadi bagian dari sejarah yang jarang terjadi, byakni haji Akbar, di mana ibadah wukuf
kita laksanakan di hari mulia, hari Jumat.
Ini merupakan bagian nikmat dari
nikmat-nikmat Allah lainnya yang tidak bisa kita hitung satu persatu. Allah berfirman:
Artinya: "Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nahl: 18).
Oleh karenanya, tiada ungkapan yang pantas kita ucapkan pada kesempatan yang mulia ini selain kalimat Alhamdulillahi rabbil alamin. Mudah-mudahan wukuf dan ibadah-ibadah kita lainnya di tanah suci ini diterima oleh Allah جل جلاله.
Kemudian, untuk menyempurnakan momentum mulia ini, mari kita juga menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم ,sosok manusia paling sempurna yang jangankan kita manusia biasa, Allah dan para malaikat-Nya pun bershalawat kepada beliau.
Beliau adalah sosok penyantun dan penyayang yang membawa risalah Allah جل جلاله dan menuntun manusia kepada jalan kebenaran yang hakiki. Allah جل جلاله berfirman:
Artinya: "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu
alami, (dia) sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-
orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad).
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy (singgasana) yang agung." (QS. At Taubah: 128-129).
Hadirin dhuyufurrahman yang
dimuliakan Allah جل جلاله,
Allah جل جلاله berfirman dalam al-Qur'an surat at-
Taubah ayat: 3
Artinya: "Suatu maklumat dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan
Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Jika kamu (kaum musyrik) bertobat, itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah.
Berilah kabar gembira (Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur (bahwa mereka
akan mendapat) azab yang pedih".
Inilah ayat dalam Al-Qur'an yang
menyebutkan secara langsung istilah haji Akbar yang juga pernah dialami oleh
Rasulullah صلى الله عليه وسلم .Ayat ini juga merupakan maklumat atau pemberitahuan dari Allah جل جلاله dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar yang terjadi pada tahun ke- 9 Hijriah.
Haji akbar memang spesial dan
memiliki kelebihan serta keistimewaan
dibanding dengan musim-musim haji lainnya. Disebutkan dalam Kitab Mughni al-Muhtaj Jilid I halaman 497 beberapa keistimewaan haji akbar menurut ulama kalangan syafi'iyyah:
Artinya: Ulama kalangan Syafiiyyah mengatakan: dikatakan, jika hari Arafah
jatuh pada hari Jumat, maka seluruh yang berkumpul di Padang Arafah akan langsung mendapat ampunan dari Allah
tanpa perantara. Dan bila (wukuf) di selain hari Jumat, maka ampunannya melalui
perantara. Artinya, Allah memberikan ampunan orang yang berdosa (yang wukuf) karena adanya orang baik (yang wukuf).
Hadirin dhuyufurrahman yang
dimuliakan Allah جل جلاله
Pada momentum haji akbar ini, mari kita merenungkan perjalanan kehidupan kita sekaligus mengambil ibrah sebagai modal menghadapi masa depan. Mari kita ber-muhasabah, bahwa kehadiran kita ke Tanah Suci ini berasal dari arah yang
berbeda-beda. Kita disatukan oleh Allah جل جلاله dalam keragaman bangsa, suku, budaya, bahasa, dan banyak perbedaan lainnya yang merupakan sunnatullah. Kita
disatukan dalam Islam rahmatan lil alamin melalui tuntunan syariat menjalankan kewajiban haji di Tanah Suci. Dengan hal
ini kita diingatkan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah
basyariyah, dan ukhuwah wathaniyah.
Allah berfirman dalam al-Qur'an surat Al
Imran 103:
Artinya: "Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara.
(Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat Nya kepadamu agar kamu mendapat
petunjuk."
Ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini turun untuk mengingatkan umat Nabi
Muhammad bahwa dahulu pada masa jahiliah, masyarakat saling bermusuhan sehingga timbullah perang saudara beratus-
ratus tahun lamanya, seperti perang antara kaum Aus dan Khazraj. Allah kemudian
mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan mereka masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong. Allah جل جلاله telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan
memadamkan dari mereka api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang yang
bersaudara dan saling mencintai menuju kebahagiaan bersama.
Suasana hati yang lembut dan saling mengedepankan persatuan serta persaudaran menjadi
sebuah kenikmatan yang harus
dipertahankan dan disyukuri.
Dalam ayat lain Allah جل جلاله juga berfiman:
Artinya: "Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting).
Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal." (QS: Al- Imran: 159)
Ayat ini juga menjadi pengingat akan pentingnya berlaku lemah lembut kepada sesama serta membuang jauh perilaku- perilaku yang tidak mengedepankan tata
krama, termasuk juga hati yang keras dalam mengajak kepada kebaikan. Alih- alih akan mendatangkan sesuatu yang
diharapkan, sikap negatif ini justru akan semakin menjauhkan orang-orang baik di sekitar kita. Mari tebarkan aura
menyejukkan dan kedepankan diskusi dengan kepala dingin untuk menyelesaikan
berbagai hal dalam mewujudkan
kemaslahatan bersama. Bersikap baik dan berperilaku positif sudah menjadi setengah dari kesuksesan kita meraih sesuatu.
Hadirin dhuyufurrahman yang
dimuliakan Allah جل جلاله,
Dalam momentum haji ini, kita juga diingatkan untuk menanggalkan ke-aku-an
kita dengan mengagungkan Allah yang merupakan dzat paling berhak dalam kehidupan. Kita hadir hanya dengan memakai dua helai kain putih yang menjadi
simbol ketidakmampuan dan kepasrahan kepada Allah.
Pakaian ihram yang kita pakai ini menunjukkan bahwa kita semua
sama di hadapan Allah جل جلاله .Bukan jabatan, bukan harta, dan bukan kelebihan fisik yang pantas untuk dibanggakan di hadapan Allah karena yang menjadi barometer kemuliaan dihadapan-Nya hanyalah ketakwaan. Allah berfirman:
Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan.
Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti." (QS Al Hujurat: 13)
Dalam ayat ini pula kita diingatkan oleh Allah untuk senantiasa menyadari
adanya perbedaan penciptaan manusia. Ada pria ada wanita dengan berbagai suku bangsa ini bukan untuk dipertentangkan
dan saling bercerai-berai. Semua itu adalah untuk saling mengenal, menjalin komunikasi, sehingga terbangun harmoni di tengah kehidupan.
Terlebih di negara kita Indonesia yang sangat bineka dalam
kebudayaan dan agama, perlu untuk dirawat sehingga senantiasa damai dan rukun dalam kehidupan beragama,
berbangsa, serta bernegara.
Hadirin dhuyüfurrahman yang
dimuliakan Allah جل جلاله , 15
Dalam rangka mewujudkan
kehidupan yang harmoni antarsesama, sudah semestinya kita mengedepankan
sikap moderat dalam segala hal, wa bil khusus moderat dalam beragama. Moderasi
beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan
esensi ajaran agama, yaitu melindungi martabat kemanusiaan dan membangun
kemashlahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Allah جل جلاله berfirman dalam Al Qur'an surat
Al Baqarah ayat 143:
ِِArtinya: "Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."
Moderasi bergama harus terus kita syiarkan ke seluruh penjuru dunia agar peradaban dan perdamaian dunia bisa
terwujud. Dari Padang Arafah, mari kita ketuk pintu langit, memohon senantiasa
turun rahmat ke muka bumi.
Semoga perdamaian dunia bukan hanya mimpi dan toleransi serta saling menghargai selalu
bersemi.
Ya Allah Ya Rabbi, dzat yang suci
Dari tanah dan momentum suci ini, kami berharap senantiasa diberkahi..
Dari Padang Arafah yang penuh berkah, kami bersimpuh memohon ridha yang
melimpah..
Dari momentum haji akbar, kami meminta anugerah-Mu yang agung dan besar..
Dari kami yang lemah tanpa daya di hadapan-Mu, untuk dunia yang damai dalam naungan-Mu
Ya Allah Ya Aziz, dzat yang perkasa
Anugerahkan kasih sayang-Mu pada kami yang terus berharap cinta-Mu..
Peliharalah kami dan bumi ini dalam genggaman-Mu yang abadi..
Sempurnakanlah keimanan dan ketakwaan kami untuk tetap beribadah kepada-Mu yang suci..
Ampunilah dosa-dosa kami, orang tua kami seraya terimalah amal ibadah kami..
Ya Shomadu Ya Ahad, Ya Mujibat Da'awat Karuniakanlah kepada kami haji yang mabrur, sa'i yang penuh syukur, dosa yang
terampuni, dan usaha yang makmur..
Ya Allah yang Mengetahui apa yang terkandung dalam sanubari, tunjukkanlah cahaya iman yang suci dan keluarkan kami
dari kegelapan hati..
Ya Allah, kami mohon keselamatan dalam meniti kehidupan, selamat menuju surga- Mu yang penuh kedamaian..
Ya Allah Dzat yang berhak atas segalanya, hindarkan kami dari siksa api neraka
Rengkuhlah kami dalam dekapan-Mu yang penuh dengan pertolongan dan cinta..
Ya Allah, kabulkanlah doa kami, Amin! (*)
Pewarta | : Yatimul Ainun |
Editor | : Imadudin Muhammad |