TIMES JAKARTA, JAKARTA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada presiden AS terpilih Donald Trump dan Joe Biden melalui panggilan telepon hari ini.
Dalam sambutannya mengenai kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas, Presiden Joe Biden yang didampingi Wapres Kemala Harris dan Menlu Antony Blinken mengatakan, bahwa ia memang meminta timnya untuk berkoordinasi erat dengan tim yang baru untuk memastikan bahwa kita semua berbicara dengan suara yang sama.
Saat Joe Biden meninggalkan podium, seorang reporter bertanya apakah ia atau Donald Trump yang layak mendapatkan penghargaan atas kesepakatan tersebut. Biden pun tidak menjawab.
Namun yang jelas seperti dilansir NBC News, kantor Perdana Menteri Netanyahu kepada Donald Trump menyatakan berterimakasih karena telah berkomitmen untuk membebaskan sandera. Sedangkan kepada Joe Biden ia berterimakasih karena bantuannya dalam negosiasi kesepakatan.
"Perdana Menteri menekankan komitmennya untuk membawa kembali semua sandera dengan cara apa pun dan memuji Presiden terpilih atas pernyataannya bahwa Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan bahwa Gaza tidak akan pernah lagi menjadi surga bagi terorisme," kata kantor Netanyahu.
Netanyahu dan Trump, yang akan dilantik minggu depan, juga membahas rencana Netanyahu untuk mengunjungi Washington guna membahas kesepakatan tersebut serta berbagai hal lainnya.
Surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk Netanyahu oleh Mahkamah Pidana Internasionalo, tetapi AS tidak terikat dengan Statuta Roma yang mengharuskan suatu negara menahannya jika ia menginjakkan kaki di tanah AS.
Hati-hati
Sementara itu keluarga Yarden Bibas, istrinya Shiri, dan putra-putra mereka, Ariel, 5 tahun, dan Kfir, 1 tahun, yangdiculik dari rumah mereka di Kibbutz Nir Oz, Israel, pada 7 Oktober lalu, tetap berhati-hati menyikapi kesepakatan gencatan senjata ini.
Shiri dan putra-putranya kemungkinan termasuk di antara 33 sandera yang dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata itu. Tetapi keluarga mereka menunggu kepastian sebelum merayakan berita tersebut.
"Kami mengetahui publikasi yang menyatakan bahwa semua anggota keluarga kami termasuk dalam fase A perjanjian dan bahwa Shiri dan anak-anak termasuk di antara yang pertama dibebaskan," kata keluarga tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Kami telah belajar dari pengalaman dan kekecewaan, dan karena itu, hingga orang-orang yang kami cintai menyeberangi perbatasan, cerita ini tidak akan berakhir," tutur mereka.
"Kami menunggu kepastian mengenai pembebasan dan kondisi mereka dan meminta agar anda tidak menghubungi kami selama masa sensitif ini. Kami meminta agar snda tidak membantu menyebarkan rumor," tambah keluarga tersebut kepada media.
"Kami menyampaikan permohonan kepada perdana menteri dan terus menuntut agar semua orang dikembalikan, hingga korban penculikan terakhir," tegas mereka.
Hari ini di "Hostage Square" Tel Aviv, sepupu Shiri, Jimmy Miller, mengenang saat-saat orang-orang yang dicintainya ditawan Hamas.
"Sabtu ini Kfir akan berusia 2 tahun," kata Miller. "Anak ini tidak pernah merayakan ulang tahunnya bersama keluarganya, bersama orang tuanya. Sungguh hal yang mengerikan untuk dipikirkan," tambahnya.
"Saya sangat berharap dia akan merayakan ulang tahunnya yang kedua setelah beberapa hari,” kata Miller (48).
"Bahwa dia akan dibebaskan dari Gaza. Itu harapan yang besar, dan saya sangat berharap itu akan terjadi," katanya penuh harap.
Kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera telah dicapai untuk mengakhiri pertempuran selama 15 bulan di Jalur Gaza, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu juga telah menyampaikan rasa terimakasihnya kepada presiden AS terpilih, Donald Trump dan Presiden Joe Biden. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PM Israel Benjamin Netanyahu Berterimakasih kepada Donald Trump dan Joe Biden
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |