TIMES JAKARTA, JAKARTA – Sebagai bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk memperbaiki sistem pelayanan ibadah haji dan umrah, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meninjau langsung progres pembangunan Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta. Terminal yang direncanakan untuk menjadi pusat layanan khusus bagi jemaah haji dan umrah ini, diharapkan menjadi ikon baru dalam memberikan kenyamanan dan efisiensi bagi ribuan jemaah haji Indonesia yang berangkat atau kembali dari perjalanan suci mereka.
"Bandara bukan hanya pintu masuk sebuah negara, tetapi juga cermin dari identitas dan kehormatan bangsa. Kita ingin jemaah haji dan umrah merasakan kenyamanan yang sama, bahkan lebih, saat mereka berada di tanah air," ujar Erick Thohir dalam peninjauannya di Jakarta, Rabu (1/12/2024).
Menyongsong Era Baru Layanan Haji dan Umrah
Terminal 2F di Bandara Soekarno-Hatta bukan hanya sekadar infrastruktur fisik, tetapi juga simbol dari komitmen pemerintah Indonesia untuk menghadirkan pengalaman ibadah yang lebih terorganisir dan nyaman. Erick Thohir mengungkapkan bahwa pengembangan terminal ini bertujuan untuk mempermudah perjalanan ribuan jemaah setiap hari, dengan memastikan bahwa setiap proses, mulai dari keberangkatan hingga kepulangan, berjalan dengan lancar dan penuh kehormatan.
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya untuk menyusun ekosistem ibadah haji dan umrah dengan pendekatan yang lebih menyeluruh dan sistematis. "Ritual haji dan umrah adalah bagian dari kehidupan spiritual bangsa kita. Sudah saatnya kita memodernisasi ekosistem ini dengan cara yang lebih terstruktur," jelas Erick Thohir, merujuk pada arahan Presiden Prabowo.
Menghadirkan Fasilitas Khusus untuk jemaah Haji dan Umrah
Dalam upaya untuk memberikan kenyamanan lebih bagi jemaah, Terminal 2F akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas khusus. Dari masjid yang dirancang dengan nuansa spiritual hingga lounge eksklusif yang memungkinkan jemaah beristirahat dengan nyaman, setiap detail dipikirkan untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah. Dengan kapasitas yang dapat melayani hingga 10 ribu jemaah umrah setiap hari, baik dalam keberangkatan maupun kedatangan, terminal ini juga diproyeksikan untuk menangani jumlah jemaah haji yang sangat besar pada musim tertentu.
Dengan prediksi lebih dari 1,5 juta jemaah umrah per tahun, serta lebih dari 240 ribu jemaah haji, Terminal 2F diharapkan dapat menjadi model pelayanan publik yang efisien dan ramah bagi para tamu Allah yang melakukan perjalanan ibadah.
Kolaborasi Lintas Kementerian untuk Layanan Terintegrasi
Namun, pembangunan fasilitas fisik saja tidak cukup. Erick Thohir juga menekankan bahwa kolaborasi antara Kementerian BUMN, Kementerian Agama, dan Badan Penyelenggara Haji dan Umrah sangat penting untuk menciptakan ekosistem ibadah yang terintegrasi. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperbaiki sistem, meningkatkan transparansi, dan memberikan pengalaman ibadah yang memuaskan bagi jemaah.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap perjalanan ibadah berjalan mulus, dari persiapan hingga kepulangan. Semua kementerian dan badan terkait harus bersinergi untuk memberikan layanan terbaik kepada jemaah," ujar Erick Thohir.
Indonesia Menjadi Teladan Global dalam Pelayanan Haji dan Umrah
Dengan segala upaya ini, Indonesia berharap bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam mengelola ekosistem ibadah haji dan umrah yang tidak hanya efisien tetapi juga ramah dan inklusif. Pemerintah Indonesia bertekad untuk menciptakan standar layanan tinggi yang menjamin kenyamanan dan kelancaran perjalanan ibadah bagi seluruh jemaah, serta mendukung sektor pariwisata Indonesia secara lebih luas.
"Dengan Terminal 2F yang baru ini, kita tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menciptakan pengalaman ibadah yang lebih baik dan berkelas dunia. Kami ingin jemaah merasa bangga dan nyaman, bukan hanya di tanah suci, tetapi juga saat kembali ke Indonesia," kata Erick Thohir.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Layanan Ibadah Haji dan Umrah di Bandara Soekarno-Hatta Lebih Nyaman dan Modern
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Imadudin Muhammad |