TIMES JAKARTA, JAKARTA – Polres Metro Jakarta Timur berhasil menangkap seorang terduga provokator dalam kasus penjarahan rumah anggota Komisi IX DPR RI (nonaktif) Surya Utama atau Uya Kuya di kawasan Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (30/8/2025) malam.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Polisi Alfian Nurrizal, membenarkan adanya penangkapan tersebut. “Provokator penjarahan rumah Uya Kuya sudah diamankan,” ujarnya saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dicky Fertoffan, mengungkapkan bahwa pelaku ditangkap lantaran diduga menyebarkan ajakan penjarahan melalui akun media sosial.

“Reskrim Jakarta Timur amankan satu terduga provokator melalui media sosial di wilayah Depok. Pelaku lain masih diburu,” kata Dicky.

Dari tangan pelaku, polisi menyita dua unit telepon genggam yang digunakan untuk mengoperasikan akun TikTok. Barang bukti tersebut kini masih diperiksa intensif oleh penyidik di Polres Metro Jakarta Timur.

Hingga kini, polisi masih mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap jaringan provokator lain yang diduga turut memicu aksi penjarahan rumah Uya Kuya.

“Masih dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di Polres,” tambah Dicky.

Sebelumnya, polisi telah menetapkan enam orang sebagai tersangka dalam kasus ini setelah dilakukan pemeriksaan intensif. Satu orang lainnya ditangkap pada Rabu (3/9/2025) pukul 11.00 WIB, namun status hukumnya masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

Penjarahan Rumah Uya Kuya

Kasus penjarahan rumah Uya Kuya sempat menjadi sorotan publik setelah video kejadian itu beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, massa terlihat merobohkan pagar rumah dan menerobos hingga ke lantai dua.

Massa berteriak lantang dengan seruan provokatif, bahkan terdengar suara "hancurkan" di tengah aksi. Sejumlah benda di dalam rumah pun dirusak dan dijarah.

Uya Kuya sendiri sebelumnya memberikan klarifikasi terkait video dirinya yang berjoget di Gedung MPR/DPR bersamaan dengan diumumkannya kenaikan tunjangan DPR RI.

Menurutnya, joget tersebut sama sekali tidak terkait dengan isu kenaikan tunjangan, melainkan hanya untuk menghargai musisi yang tampil saat itu. (*)