TIMES JAKARTA, JAKARTA – Organisasi Rohani Islam (Rohis) yang dulu hanya tingkat sekolah saja kini telah menjadi organisasi tingkat nasional dan pasca Kongres Rohis Nasional I 2025, telah terpilih Presiden Rohis Indonesia periode 2025-2027.
Kegiatan Kongres Rohis Nasional I 2025 yang digelar di Jakarta sejak 12-15 November 2025 ini telah melahirkan Muhamad Ridanara Adiyatma, delegasi dari Jawa Tengah sebagai Presiden Rohis Indonesia.
Muhamad Ridanara Adiyatma dipilih melalui mekanisme e-voting pada Kongres Rohis Nasional I 2025 yang dihadiri oleh 34 ketua Rohis provinsi yang tercatat sebagai pemilik suara sah dengan total peserta 306 peserta.
Kongres perdana ini menjadi momentum strategis yang memayungi arah pembinaan Rohani Islam di sekolah umum seluruh Indonesia sekaligus menentukan masa depan kepemimpinan Rohis nasional.
Dalam kesempatan itu, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yang hadir pada Kongres Rohis Nasional menegaskan bahwa kepemimpinan sejati tidak hanya dibangun dari kecerdasan, tetapi juga keluhuran akhlak dan kerendahan hati.
“Banyak yang pintar, tetapi tidak semua bisa memimpin dengan hati. Ilmu adalah bekal, tetapi akhlak adalah kompas,” ucap Menag Nasaruddin Umar dalam keterangan persnya yang diterima TIMES Indonesia, Senin (17/11/2025).
Menag menekankan bahwa pemimpin muda harus menguasai ilmu, menjaga integritas, dan senantiasa memelihara kerendahan hati sebagai pondasi kepemimpinan yang amanah. Ia mengajak pelajar membiasakan disiplin, refleksi diri, dan keteladanan sebagai karakter pemimpin masa depan.
Tidak hanya itu, Menag juga memastikan pihaknya akan memberikan kemudahan akses pendidikan bagi semua peserta kongres yang hadir pada Kongres Rohis Nasional I 2025 tersebut.
"Saya mengapresiasi kalian semua, semua yang hadir di sini, kami akan memberikan kesempatan untuk masuk ke UIN tanpa tes, bahkan Insya Allah juga kita usahakan beasiswa,” tegasnya.
Setelah terpilih Presiden Rohis Indonesia, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Amien Suyitno mengukuhkan Pengurus Rohis Nasional periode 2025–2027 melalui pembacaan naskah resmi dan penyerahan simbol organisasi.
Ia menyampaikan pesan yang menjadi sorotan kongres: pelajar tidak perlu menunggu untuk menjadi pemimpin. “Subbanul yaum rijalul al-an. Anda bukan pemimpin masa depan—Anda pemimpin hari ini,” tegasnya.
Dirjen menilai bahwa dinamika sosial menuntut pelajar untuk berani mengambil peran strategis sejak dini, baik di sekolah, komunitas Rohis, maupun ruang digital. Proses pemilihan Presiden Rohis dianggap sebagai miniatur pelatihan kepemimpinan nyata yang melatih komunikasi, jejaring, pengambilan keputusan, serta kemampuan merumuskan visi.
Kongres ini memadukan pembinaan karakter, kompetisi inovasi, hingga pelatihan jejaring kepemimpinan. Peserta mengikuti beragam agenda, termasuk pemilihan presiden, diskusi kebangsaan, hingga branding competition untuk mengasah kreativitas generasi muda.
Kemenag menegaskan bahwa Kongres Rohis Nasional I adalah investasi jangka panjang untuk menyiapkan pemimpin menuju Indonesia Emas 2045. Pembinaan pelajar kini diarahkan agar tidak terjebak dalam dikotomi antara sekolah umum dan madrasah, melainkan berdiri sebagai satu ekosistem pembentukan karakter bangsa.
Dirjen Pendis menyimpulkan, kongres ini bukan sekadar pertemuan. Ini adalah pijakan penting lahirnya generasi muslim yang cerdas, moderat, adaptif, dan siap memimpin perubahan. (*)
| Pewarta | : Ahmad Nuril Fahmi |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |