TIMES JAKARTA, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu melalui inisiatif pembangunan 500 Sekolah Rakyat. Sekolah-sekolah ini secara khusus dibangun di kantong-kantong masyarakat termiskin di seluruh Indonesia.

Dalam kunjungan kerjanya ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Margaguna, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/9/2024), Presiden Prabowo mengonfirmasi bahwa saat ini telah ada 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi. Ia juga menargetkan penambahan menjadi 165 sekolah pada akhir September 2025. “Tahun depan akan kita tambah 100 lagi, dan setiap tahun juga 100, sampai target 500 tercapai,” tegasnya.

Program ini secara khusus menyasar kelompok ekonomi terbawah. Kepala Negara menyatakan bahwa sekolah-sekolah ini difokuskan untuk daerah kantong masyarakat termiskin, terutama pada kelompok ekonomi terbawah atau desil 1 dan 2. Bahkan, rencana perluasan juga sedang dipersiapkan untuk menjangkau lapisan masyarakat di desil 3, 4, dan 5. “Ini sedang kita rencanakan, supaya semua anak-anak kita harus mengalami pendidikan dengan fasilitas yang bagus. Kita tidak boleh ketinggalan dengan bangsa lain, itu cita-cita kita, insya Allah kita akan sampai ke situ,” jelas Prabowo.

Konsep Sekolah Rakyat dirancang tidak hanya sebagai pusat belajar, tetapi sebagai miniatur program pengentasan kemiskinan terpadu. Sekolah ini mengintegrasikan berbagai program prioritas pemerintah seperti:

• Cek Kesehatan Gratis (CKG)

• Makan Bergizi Gratis (MBG)

• Jaminan Kesehatan

• Koperasi Desa Merah Putih

• Program pembangunan 3 juta unit rumah

Dengan target 165 sekolah pada tahun ajaran 2025/2026 untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/sederajat, program ini diproyeksikan dapat menampung 15.895 siswa. Operasionalnya didukung oleh 2.407 guru serta 4.442 tenaga pendidik, menandakan komitmen kuat pemerintah dalam memberikan pendidikan berkualitas dan dukungan hidup yang layak bagi generasi penerus bangsa dari keluarga prasejahtera.