TIMES JAKARTA, PANGKALPINANG – Durian tembaga super "klamunod" dari Kabupaten Bangka Barat telah tercatat sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia. Dengan pencatatan tersebut, durian khas Bangka Barat tersebut kini mendapatkan perlindungan hukum.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Kepulauan Bangka Belitung, Harun Sulianto, berharap Pemerintah Kabupaten Bangka Barat segera menyusun kebijakan untuk melestarikan keanekaragaman hayati tersebut.
“Kami berharap Pemkab Bangka Barat membuat kebijakan terkait pelestarian keanekaragaman hayati, sehingga durian tembaga super yang sudah tercatat sebagai SDG dapat dilestarikan dan terhindar dari kepunahan,” ujarnya di Pangkalpinang, Senin (17/3/2025).
Dengan status SDG, kata dia, durian tembaga super Bangka Barat memiliki perlindungan hukum yang mencegah pihak lain mengklaimnya sebagai komoditas daerah lain.
“SDG ini merupakan tanaman, hewan, jasad renik, atau bagian-bagiannya yang mempunyai nilai nyata dan menjadi aset berharga. Potensinya besar untuk dikembangkan menjadi produk inovatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Harun.
Durian tembaga super memiliki karakteristik unik dengan bentuk buah bulat telur, kulit berwarna hijau hingga coklat, serta daging buah yang tebal, manis, dan pulen. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 550 mdpl.
“Karena keunggulannya, durian ini banyak diburu para pecinta durian. Harga jualnya pun fantastis, mencapai Rp400.000 hingga Rp600.000 per kilogram,” ungkap Harun.
Lengkir, Sumber Daya Genetik Lain dari Bangka Barat
Selain durian tembaga super, Bangka Barat juga memiliki sumber daya genetik unggulan lainnya, yaitu lengkir. Tanaman sejenis umbi-umbian ini tumbuh subur di pesisir pantai dan telah lama dimanfaatkan masyarakat Mentok Bangka Barat sebagai pengganti tepung terigu dalam pembuatan kue.
“Tinggi tanaman lengkir mencapai 210 cm dengan akar berbentuk tongkat dan daun majemuk. Batangnya bulat berwarna hijau kekuningan, bunga sempurna hijau keunguan, serta umbi berbentuk agak bulat dengan kandungan pati mencapai 77,84 persen,” kata Harun. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |