https://jakarta.times.co.id/
Opini

Filantropi Ramadan

Senin, 17 Maret 2025 - 13:34
Filantropi Ramadan Deni Darmawan, Da’I MUI

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Filantropi merupakan tindakan kepedulian antar sesama untuk saling membantu untuk mensejahteraan kehidupan sosial. Secara historis, munculnya gerakan filantropi di Indonesia didasari oleh keyakinan agama. Misalnya, di bulan Ramadan, Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi setiap mukmin yang berbagi, menolong, membantu antar sesama.

Filantropi semakin tren di kalangan lembaga atau organisasi kemanusiaan yang mempunyai legal-formal yang sah untuk menampung dan menerima apa saja untuk disalurkan kepada orang membutuhkan. Namun, ada saja beberapa lembaga yang tidak amanah dalam mengelola gerakan ini sehingga menimbulkan ketidakpercayaan.

Indonesia adalah negara mayoritas Islam terbesar dunia. Artinya, ketika Ramadan akan banyak kaum muslimin yang berlomba-lomba untuk memberikan sedekah, infak, zakat, dan donasi untuk berbagi kepada orang-orang membutuhkan.

Menjadi fenomena di Indonesia, ketika Ramadan banyak bermunculan orang-orang miskin di jalan dengan muka lesunya agar mereka mendapat bantuan dan belas kasihan dari para dermawan. Ramadan menjadi momen untuk menumbuhkan kesadaran akan cinta dan kasih sayang, tidak hanya cinta kepada Sang Khalik tapi juga cinta kepada sesama dan semua yang ada di bumi.

Ramadan menjadi trigger dan penggerak untuk setiap muslim agar menjadi saleh secara individu dan sosial. Rasulullah SAW secara maksimal sudah memberikan keteladanan ketika di bulan Ramadan.

Kasih sayang dan kedermawanan Rasulullah SAW di bulan Ramadan seperti angin yang berhembus. Sangat ringan tangan dalam memberi tanpa melihat agama dan status sosial seseorang. Hal ini tidak hanya terlihat pada bulan Ramadan, tapi juga pada bulan-bulan yang lain.

Kisah yang sangat populer yang sering kita dengar sewaktu Rasul memberikan makanan dan minuman kepada orang tua buta Yahudi di pasar. Kendati dirinya dihina, dicaci, namun Rasul tidak berhenti memberikannya makan dan minum setiap ke pasar.

Ketika Rasul berkumpul bersama kaum miskin dan lemah, diantara meraka ada yang mengeluh karena mereka tidak ada punya apa-apa untuk membantu, lantas apa yang bisa mereka lakukan. Rasul kemudian menjelaskan, kalau kalian hanya punya satu kurma, belahlah jadi dua. Jika kalian punya air segelas untuk minum, bagilah setengahnya.

Kendati tidak ada yang bisa diberi apapun, memberikan senyuman dan memungut kulit pisang atau duri di jalan karena bisa mencelakai orang masih bernilai sedekah. Begitu banyak hal yang bisa kita lakukan, kecil tapi Allah ridha, apalagi jika besar, maka tetap mendapat ganjaran.

Di dalam riwayat hadits Bukhari dan Muslim juga Rasul pernah bersabda, bahwasanya Allah SWT memberikan ampunan dan pahala kepada seorang wanita pezina dan laki-laki yang memberi minum kepada anjing yang kehausan dan hampir mati.

Kalau saja Allah SWT memberikan ganjaran kepada kedua orang tersebut lantaran berbuat baik pada binatang, bagaimana dengan memberi makan dan minum kepada manusia. Berbuat baik kepada orang tua kita, anak-anak yatim, orang-orang miskin, kaum dhuafa, tentu ganjaran lebih besar.

Sekecil apapun yang diberikan akan bernilai jika ikhlas karena Allah SWT. Fenomena Jum’at berkah dan bagi-bagi takjil menjelang berbuka di jalan merupakan pengamalan dari apa yang agama ajarkan.

Memberi makan dan minum untuk berbuka akan akan mendapat pahala, bahkan akan mendapat pahala orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikit pun. Ini menandakan kebaikkan di bulan Ramadan sangat berlimpah hingga dilipatgandakan sampai tak terhingga.

Filantropi dan momen Ramadan pada hakikatnya membangun kesadaran untuk membentuk karakter orang-orang bertakwa yang suka menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT, baik dalam keadaan sempit dan lapang. Nilai-nilai kekhasan leluhur bangsa seperti gotong royong dan kesetiakawanan/solidaritas sosial merupakan bagian dari indentitas bangsa.

Almarhum Prof. Azyumardi Azra dalam setiap momen pernah mengatakan, bahwa menurut survei dari berbagai negara, Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dalam berbagi. Semoga selama sebelas bulan ke depan, gerakan filantropi Ramadan ini akan terus meningkat demi kesejahteraan sosial.

***

*) Oleh : Deni Darmawan, Da’I MUI.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.