TIMES JAKARTA, JAKARTA – Jagong Harlah PCINU Taiwan Ranting Pingtung tidak hanya menjadi ajang silaturahmi diaspora Indonesia, tetapi juga dimanfaatkan sebagai ruang penggalangan donasi kemanusiaan untuk membantu korban banjir bandang di sejumlah wilayah Sumatra, termasuk Aceh.
Aksi solidaritas ini dilakukan di sela rangkaian acara yang diikuti sekitar 2.600 Warga Negara Indonesia (WNI). Panitia membuka pos donasi terbuka sejak awal kegiatan hingga acara berakhir.
Makmumi, Ketua Tanfidziyah PCINU Taiwan Ranting Pingtung, mengatakan penggalangan donasi tersebut merupakan bentuk kepedulian diaspora terhadap kondisi tanah air, meski berada ribuan kilometer dari Indonesia.
“Musibah banjir bandang di Sumatra menjadi duka bersama. Kami ingin menunjukkan bahwa jarak tidak memutus rasa kemanusiaan. Dari Pingtung, kami berusaha ikut meringankan beban saudara-saudara di Indonesia,” ujar Makmumi, Minggu (14/12/2025).

Ia menjelaskan, pemilihan Jagong Harlah sebagai momentum penggalangan donasi dinilai tepat karena menghimpun ribuan WNI dalam satu ruang, sehingga pesan solidaritas dapat tersampaikan secara luas dan efektif.
“Ketika diaspora berkumpul, empati itu tumbuh dengan sendirinya. Donasi ini bukan soal besar kecilnya nominal, tapi tentang kesadaran kolektif untuk saling membantu,” katanya.
Makmumi menambahkan, dana yang terkumpul akan disalurkan melalui jaringan PCINU yang memiliki akses langsung ke wilayah terdampak, sehingga diharapkan bantuan dapat tepat sasaran dan cepat diterima korban.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCINU Taiwan, Muhammad Ghofur, menilai aksi penggalangan donasi tersebut mencerminkan peran NU di luar negeri yang tidak hanya bergerak di bidang keagamaan, tetapi juga kemanusiaan.
“Warga NU di Taiwan selalu berusaha hadir ketika ada musibah di tanah air. Solidaritas ini adalah bagian dari nilai ke-NU-an yang menempatkan kemanusiaan sebagai prioritas,” ujar Ghofur.
Menurutnya, keterlibatan diaspora dalam aksi sosial juga menjadi bentuk diplomasi sosial Indonesia di luar negeri, menunjukkan bahwa komunitas WNI memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu kemanusiaan.
“Ini pesan bahwa diaspora Indonesia bukan komunitas yang pasif. Kami aktif, peduli, dan selalu terhubung dengan persoalan bangsa,” ucapnya.

Ghofur menambahkan, PCINU berkomitmen memastikan proses penyaluran donasi dilakukan secara transparan dan akuntabel melalui jaringan organisasi yang telah berpengalaman dalam aksi-aksi kemanusiaan.
“Kami ingin bantuan ini benar-benar sampai kepada yang membutuhkan. Karena itu, penyaluran akan dilakukan melalui jejaring PCINU yang sudah bergerak langsung di lapangan,” katanya.
Aksi penggalangan donasi ini mendapat respons positif dari peserta Jagong Harlah. Banyak diaspora menyebut kegiatan tersebut sebagai pengingat bahwa di tengah kesibukan bekerja dan belajar di luar negeri, kepedulian terhadap tanah air harus tetap dijaga. (*)
| Pewarta | : Hainor Rahman |
| Editor | : Hainorrahman |