TIMES JAKARTA, JAKARTA – Penanganan banjir Sumatera menjadi prioritas utama pemerintah setelah curah hujan ekstrem menyebabkan lumpuhnya akses, pemadaman listrik, serta meningkatnya jumlah warga yang mengungsi di berbagai kabupaten. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi tegas agar seluruh proses penanganan dilakukan secara cepat, tepat, dan menyeluruh.

“Presiden menekankan agar seluruh proses penanganan bencana dilakukan secara cepat, tepat, dan menyeluruh,” ujar Teddy dalam unggahan resmi Sekretariat Kabinet, Senin.

Berdasarkan data pergerakan lapangan, Presiden Prabowo bertolak dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma pada pukul 06.00 WIB menuju Bandara Raja Sisingamangaraja XII, Kabupaten Tapanuli Utara. Dari titik tersebut, perjalanan dilanjutkan menggunakan helikopter Caracal TNI AU menuju Kabupaten Tapanuli Tengah — salah satu wilayah dengan tingkat kerusakan infrastruktur tertinggi dalam 48 jam terakhir.

Setibanya di daerah terdampak, Presiden langsung bergerak ke GOR Pandan, yang kini berfungsi sebagai pusat koordinasi penanganan bencana. Di lokasi itu, Prabowo meninjau dapur umum, distribusi logistik, kesiapan posko kesehatan, dan lokasi pengungsian yang menampung warga dari sejumlah kecamatan terdampak banjir.

Dalam evaluasi di lapangan, Presiden menegaskan adanya tiga prioritas darurat yang harus segera dituntaskan: percepatan distribusi bahan bakar untuk alat berat dan transportasi darurat, pemulihan jaringan listrik agar suplai bantuan tidak terhambat, serta pembukaan akses menuju desa-desa yang masih terisolasi akibat putusnya jembatan dan longsoran sedimentasi.

Teddy memastikan bahwa langkah-langkah darurat tersebut telah dijalankan lintas instansi. “Presiden Prabowo memastikan penanganan darurat berjalan dan bantuan telah menjangkau seluruh wilayah terdampak,” katanya.

Presiden juga memberikan apresiasi kepada seluruh unsur yang terlibat, mulai dari TNI, Polri, Kementerian Pekerjaan Umum, BNPB, hingga pemerintah daerah yang terus bekerja dalam kondisi darurat.

Data awal menunjukkan penurunan hambatan distribusi dalam 24 jam terakhir setelah intervensi pemerintah. Namun pemulihan jangka menengah tetap diperlukan, terutama untuk memastikan warga terdampak kembali pada kondisi kehidupan normal. (*)