TIMES JAKARTA, JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan diperluas jangkauannya. Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Investigasi dan Komunikasi Publik, Nanik Sudaryati Deyang, menyatakan bahwa program ini tidak hanya untuk siswa, tetapi juga akan menyasar lansia, pemulung, anak jalanan, dan seluruh masyarakat kategori miskin.

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 115 Tahun 2025. Nanik menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto menginginkan cakupan yang seluas mungkin. 

“Beliau bahkan menginginkan agar semua orang miskin, disabilitas, para lansia, anak-anak putus sekolah, anak jalanan, anak-anak pemulung, semua menjadi penerima MBG,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Selain itu, penerima manfaat juga akan diperluas ke tenaga pendidik (termasuk guru honorer dan swasta), ustadz/pengajar pesantren, santri di pesantren salaf, serta kader PKK dan posyandu.

Pembangunan SPPG di Daerah Terpencil

Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa pihaknya tengah membangun 8.200 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah terpencil untuk mendistribusikan MBG secara lebih merata. Saat ini, sekitar 4.700 unit sedang dalam proses, dengan target 170 unit selesai pada Desember 2025.

Dadan memperkirakan, pada Maret atau April 2026, seluruh SPPG telah terbentuk sehingga 82,9 juta orang penerima manfaat dapat terjangkau.

Prestasi Produksi MBG

Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan bahwa hingga akhir November 2025, program MBG telah berhasil memproduksi lebih dari 2 miliar porsi makan, melebihi proyeksi awal sebesar 1,8 miliar porsi. Capaian ini dinilai sebagai prestasi yang membanggakan dalam upaya penanganan masalah gizi dan kemiskinan di Indonesia.

Dengan perluasan sasaran dan percepatan pembangunan infrastruktur pendukung, program MBG diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama kelompok rentan. (*)