TIMES JAKARTA, JAKARTA – Perusahaan telekomunikasi Telkomsel menyiapkan layanan registrasi kartu Subscriber Identity Module (SIM) menggunakan data biometrik atau SIM biometrik sesuai dengan ketentuan pemerintah yang akan diberlakukan mulai Januari 2026.

Sesuai dengan amanat regulasi, VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Abdullah Fahmi menyampaikan, pelanggan mulai Januari 2026 dapat merasakan pengalaman registrasi kartu SIM menggunakan data biometrik di gerai Telkomsel.

"Pada tahap awal, proses registrasi biometrik akan dilakukan di GraPARI Telkomsel, sehingga pelanggan mendapatkan pendampingan langsung dari petugas," katanya di Jakarta, Rabu.

"Telkomsel sudah menyiapkan user journey registrasi kartu SIM dengan metode biometrik yang mudah dan nyaman pada berbagai channel Telkomsel untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan," ia menambahkan.

Registrasi kartu SIM menggunakan data biometrik nantinya dapat dilakukan secara mandiri, tanpa harus datang ke GraPARI Telkomsel.

Perusahaan pada tahap awal menyediakan layanan registrasi kartu SIM di gerai untuk memperkenalkan penerapan sistem registrasi yang baru serta membantu pengguna layanan beradaptasi.

Dalam rangka menyosialisasikan penerapan metode registrasi kartu SIM yang baru, Telkomsel juga akan melakukan komunikasi internal dan eksternal, termasuk dengan mitra-mitra perusahaan, setelah peraturan pelaksanaan dan panduan teknis diterbitkan.

Abdullah menyatakan bahwa perusahaan memprioritaskan perlindungan data pelanggan dalam pelaksanaan peraturan baru mengenai registrasi kartu SIM.

"Keamanan data pelanggan menjadi prioritas utama Telkomsel. Seluruh proses dan sistem yang digunakan dalam registrasi biometrik dirancang sesuai dengan regulasi, tata kelola, dan praktik terbaik industri telekomunikasi," katanya.

Ia mengatakan, Telkomsel telah mengantongi sertifikat ISO 27001 untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan ISO 27701 untuk Sistem Manajemen Perlindungan Data Pribadi.

"Selain itu, teknologi biometrik yang digunakan mengikuti persyaratan teknis regulator, termasuk penerapan liveness detection, sehingga sistem dapat memastikan keaslian identitas pelanggan dan meminimalkan risiko pemalsuan atau penyalahgunaan data," katanya.

Kementerian Komunikasi dan Digital telah mengumumkan bahwa implementasi sistem registrasi kartu SIM berbasis data biometrik pengenalan wajah bagi pelanggan layanan telekomunikasi yang baru akan dimulai pada 1 Januari 2026.

Pada tahap awal, registrasi kartu SIM menggunakan data biometrik masih bersifat sukarela.

Pelanggan baru layanan telekomunikasi bisa memilih menggunakan sistem lama yang berbasis data Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau sistem baru yang berbasis pengenalan wajah.

Sistem registrasi kartu SIM berbasis pengenalan wajah rencananya diberlakukan sepenuhnya mulai 1 Juli 2026.

Penerapan sistem registrasi kartu SIM berbasis pengenalan wajah ditujukan untuk mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan digital, yang menjadikan nomor telepon seluler sebagai alat kejahatan.(*)