TIMES JAKARTA, MALANG – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami empat kali erupsi pada Rabu (19/2/2025) pagi. Letusan tertinggi tercatat mencapai 900 meter di atas puncak.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.12 WIB, disusul letusan kedua pada pukul 01.05 WIB. Kemudian, aktivitas vulkanik berlanjut dengan erupsi ketiga pada pukul 05.28 WIB dan keempat pada pukul 06.38 WIB.
Pada dua letusan pertama, visual letusan tidak terlihat karena tertutup kabut. Namun, pada erupsi ketiga, kolom abu terpantau mencapai 900 meter di atas puncak, sementara letusan keempat menghasilkan kolom setinggi 700 meter.
Pantauan Aktivitas Vulkanik
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, dalam laporan tertulisnya mengungkapkan bahwa pada pukul 05.28 WIB, erupsi menghasilkan kolom abu setinggi 900 meter atau sekitar 4.576 meter di atas permukaan laut. Abu vulkanik berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang mengarah ke selatan, dan saat laporan disusun, erupsi masih berlangsung.
Letusan berikutnya terjadi pada pukul 06.38 WIB, dengan ketinggian kolom abu mencapai 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut. "Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan selatan. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi erupsi 164 detik," ujar Liswanto.
Status Waspada dan Imbauan PVMBG
Gunung Semeru masih berada dalam status waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi bagi masyarakat. Aktivitas di sektor tenggara, khususnya sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak, dilarang.
Di luar zona tersebut, masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepian sungai Besuk Kobokan, mengingat potensi perluasan awan panas dan aliran lahar dapat mencapai 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, PVMBG menegaskan bahwa area dalam radius tiga kilometer dari kawah harus tetap bebas dari aktivitas manusia karena berisiko terhadap lontaran batu pijar. Warga juga dihimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan awan panas, guguran lava, serta lahar hujan di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Semeru, termasuk Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |