TIMES JAKARTA, JAKARTA – Selain stress dan kelelahan, beberapa jenis makanan ternyata dapat memicu serangan migrain pada penderita migrain. Beberapa pemicu umum meliputi cokelat, kafein, dan anggur merah.
Migrain dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk pola makan dan minuman yang dikonsumsi. Menurut Migraine Research Foundation, makanan tertentu dapat memicu migrain terutama jika dikombinasikan dengan faktor pemicu lainnya. Namun, pemicu migrain sangat bersifat individual, sehingga penelitian tentang hal ini masih terus berkembang.
Meskipun tidak ada pemicu migrain yang bersifat universal, ada beberapa makanan dan minuman yang sering dikaitkan dengan serangan migrain. Berikut daftarnya:
1. Kafein
Konsumsi kafein yang berlebihan atau penghentian konsumsi kafein secara tiba-tiba dapat memicu migrain atau sakit kepala. Namun, menurut American Migraine Foundation, dalam beberapa kasus, kafein justru dapat membantu meredakan migrain jika dikonsumsi sesekali.
Sumber kafein yang umum meliputi:
-
Kopi
-
Teh
-
Cokelat
Sebagai alternatif, Anda bisa mengganti kafein dengan smoothie sehat yang mengandung pisang, almond, dan bayam.
2. Pemanis Buatan
Banyak makanan olahan mengandung pemanis buatan seperti aspartam, yang dapat memicu migrain pada beberapa orang. Untuk menghindari pemanis buatan, cobalah minuman dengan pemanis alami, seperti smoothie berry dengan protein.
3. Alkohol
Minuman beralkohol, terutama anggur merah, sering dikaitkan dengan serangan migrain. Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa lebih dari 35 persen penderita migrain melaporkan bahwa alkohol merupakan pemicu utama mereka, dengan 77% di antaranya menyebut anggur merah sebagai pemicu utama.
Senyawa dalam alkohol, seperti histamin dan tiramin, diyakini berperan dalam memicu migrain. Sebagai alternatif, Anda bisa mencoba minuman segar seperti blueberry lime mint fizz.
4. Cokelat
Sebuah tinjauan penelitian tahun 2020 melaporkan bahwa cokelat dapat memicu migrain pada sekitar 33% penderita. Kandungan kafein dan beta-feniletilamin dalam cokelat diyakini dapat menyebabkan sakit kepala pada sebagian orang.
Sebagai pengganti cokelat, Anda bisa mencoba parfait berry-cherry yang mudah dibuat.
5. Makanan yang Mengandung MSG
Monosodium glutamat (MSG) adalah garam natrium dari asam glutamat yang secara alami terdapat dalam tubuh. MSG sering digunakan sebagai penambah rasa dalam makanan. Meskipun dianggap aman dikonsumsi, beberapa penelitian mengaitkannya dengan serangan migrain.
Hasil penelitian tentang MSG sebagai pemicu migrain masih bervariasi. Sebagai alternatif, Anda bisa mencoba resep salmon dengan kerak apel-walnut dan brokoli panggang yang bebas MSG.
6. Daging Olahan
Daging olahan seperti sosis, ham, hot dog, dan daging asap mengandung nitrat yang digunakan sebagai pengawet. Nitrat dapat melepaskan nitrogen monoksida ke dalam darah, yang diyakini dapat melebarkan pembuluh darah di otak dan memicu migrain.
Sebagai alternatif, sarapan sehat dengan protein seperti telur dan bayam bisa menjadi pilihan yang lebih baik.
7. Keju Tua
Keju yang telah mengalami proses fermentasi lebih lama, seperti feta, blue cheese, dan parmesan, mengandung kadar tiramin yang tinggi. Tiramin adalah senyawa yang sering dikaitkan dengan pemicu migrain.
Sebagai alternatif, Anda bisa mengganti camilan keju dengan wortel dan hummus lemon-ketumbar yang lezat.
8. Makanan Fermentasi
Makanan yang difermentasi seperti acar, kimchi, kombucha, kecap, dan sauerkraut juga bisa mengandung tiramin dalam jumlah tinggi, yang berpotensi memicu migrain.
Cobalah menu vegetarian seperti taco kacang hitam dengan lobak segar sebagai alternatif yang lebih sehat.
9. Makanan Beku
Makanan yang terlalu dingin atau beku dapat memicu sakit kepala pada beberapa orang, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami kaitannya dengan migrain.
Pengobatan dan Pencegahan Migrain
Pengobatan migrain biasanya melibatkan kombinasi obat resep, obat bebas, dan terapi alternatif. Untuk mengatasi migrain ringan, obat pereda nyeri seperti Excedrin Migraine bisa digunakan. Dokter juga dapat meresepkan obat golongan triptan untuk meredakan gejala.
Bagi mereka yang mengalami migrain berulang, dokter mungkin akan meresepkan obat pencegahan seperti beta-blocker untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi frekuensi serangan migrain. Antidepresan juga dapat digunakan untuk mencegah gejala migrain, bahkan pada pasien yang tidak mengalami depresi.
Beberapa terapi alternatif yang dapat membantu mengurangi migrain meliputi:
-
Terapi pijat, yang dapat mengurangi frekuensi serangan migrain.
-
Biofeedback, yaitu teknik untuk mengenali respons fisik terhadap stres, seperti ketegangan otot.
-
Suplemen vitamin B2 (riboflavin), yang dapat membantu mencegah migrain.
-
Suplemen magnesium, jika kadar magnesium dalam tubuh rendah.
Cara Mencegah Serangan Migrain
Mengubah gaya hidup dapat membantu mencegah migrain. Beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi:
-
Mengonsumsi makanan secara teratur dan tidak melewatkan waktu makan.
-
Mengurangi konsumsi kafein.
-
Memastikan tidur cukup dan berkualitas.
-
Mengelola stres dengan yoga, meditasi, atau mindfulness.
-
Menghindari paparan cahaya terang atau sinar matahari langsung dalam waktu lama.
-
Mengurangi waktu penggunaan layar dengan sering mengambil jeda.
-
Mencoba diet eliminasi untuk mengidentifikasi makanan yang dapat memicu migrain.
Dengan memahami pemicu migrain dan menerapkan pola hidup sehat, Anda dapat mengurangi risiko serangan migrain dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Makanan yang Dapat Memicu Serangan Migrain dan Cara Mencegahnya
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |