https://jakarta.times.co.id/
Berita

Komunitas Penari Penjaga Negeri Gelar Kegiatan Nusantara Memanggil untuk Menari III

Rabu, 12 Februari 2025 - 19:46
Komunitas Penari Penjaga Negeri Gelar Kegiatan Nusantara Memanggil untuk Menari III Menari Cokek Sipatmo dengan Kebaya Encim inisiasi Sendang Wangi, dipandu Kartini Kisam. (FOTO: dok. Komunitas Penari Penjaga Negeri for TIMES Indonesia)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Komunitas Penari Penjaga Negeri didukung FX Sudirman Mall menggelar acara untuk memeriahkan tahun baru Imlek pada 9 Februari 2025 lalu dengan menghadirkan Bincang Kebangsaan, Workshop Tari dan Parade Kebaya. 

Kepada TIMES Indonesia, Ketua Penari Penjaga Negeri, Sendang Wangi mengatakan kegiatan yang bertemakan "Nusantara Memanggil Untuk Menari III" digelar di lantai 3 FX Sudirman mall Jakarta ini dihadiri oleh lebih dari 125 orang dari berbagai usia dengan memakai kebaya dan pakaian bercorak Nusantara.

“Tujuan acara ini adalah memperluas wawasan kebangsaan serta merayakan nilai kebhinekaan demi persatuan Indonesia dan kali ini, kami mengajak banyak anak muda untuk terlibat di dalam kepanitiaan,” ungkap Ketua Penari Penjaga Negeri, Sendang Wangi kepada TIMES Indonesia pada Rabu (12/2/2025). 

“Contohnya, kami melibatkan pelajar SMA sebagai pembawa acara dengan gaya lucu yaitu Bama Marhaendra dan Felicia Kurniawan,” sambung Sendang Wangi. 

Kegiatan diawali dengan Bincang Kebangsaan yang dipandu oleh moderator yang masih menjadi Pelajar SMA dan juara debat, Prasetya Mahdi dengan narasumber Anugrah Pratama dari Sahabat Heritage Indonesia (SHI), komunitas yang peduli dengan sejarah, kebangsaan dan berbagai heritage Indonesia. 

“Bincang Kebangsaan kali ini membahas dengan seru tokoh Tionghoa dalam perjuangan Indonesia dan bagaimana proses akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia khususnya Betawi,” sebut Sendang Wangi. 

Acara dilanjutkan dengan workshop yang dipandu oleh Kartini Kisam, seorang Maestro Tari Betawi yang pernah menerima banyak penghargaan, diantaranya adalah penghargaaan kategori Pelestari sebagai Seniman Tari Topeng Betawi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2018 dan penghargaan Ikon Prestasi Pancasila 2022 dari BPIP. 

“Ibu Kartini yang dikenal juga sebagai Maestro Tari Topeng Betawi ini, menguasai banyak tari kuno khas Betawi diantaranya tari yang nyaris ‘punah’ yaitu Tari Cokek Sipatmo,” sebutnya.

Menari-Cokek-Sipatmo.jpgSuasana seru saat menari bersama maestro tari Betawi, Kartini Kisam. (FOTO: dok. Komunitas Penari Penjaga Negeri for TIMES Indonesia) 

“Tari ini merupakan tari yang telah berusia sekitar 3 abad, yang menggambarkan akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia khususnya Betawi dan diduga kuat menjadi inspirasi penciptaan tari Betawi yang saat ini dikenal masyarakat,” sambungnya. 

Pelajar Sekolah Dasar, Dahayu Ning Wangi, yang bertugas sebagai narator dalam workshop tersebut menjelaskan bahwa tari Cokek Sipatmo berkembang pada abad ke-17 atau 18. Tarian tersebut awalnya berfungsi sebagai pelengkap upacara adat masyarakat Tionghoa yang tinggal di wilayah Batavia atau Jakarta tempo dulu.

Acara menari sebagai inti acara berlangsung dengan seru dibantu oleh Tantri Wu guru Tari lulusan sekolah seni ISI jurusan tari, dan para penari Sukesih & Dheres.

Sendang Wangi mengungkapkan tarian Cokek Sipatmo ini sempat lama sekali menghilang, kemudian muncul dan dibahas pada Festival Tari Tingkat Nasional tahun 1988 dan ditarikan bersama di Kawasan Kota Tua Jakarta tahun 2019. 

“Oleh karena itu, Penari Penjaga Negeri sebagai komunitas peduli budaya merasa perlu melestarikan tari Cokek Sipatmo kembali melalui acara Nusantara Memanggil Untuk Menari III,” ungkapnya. 

Pada sesi terakhir, yaitu Parade Kebaya Encim dan Kebaya Kerancang diperagakan oleh berbagai komunitas dan organisasi yang peduli dengan isu Kebangsaan, Seni dan Budaya, antara lain KPB (Komunitas Perempuan Berkebaya), SBN (Srikandi Budaya Nusantara), Bunda Milenial, PBIJ (Perempuan Berkebaya Indonesia Jakarta), BAIK (Berbudaya Anak Indonesia dengan Kebaya), Rantika (Remaja Cinta Batik, Wastra & Kebaya), Fatayat NU Bekasi dan dari PPN (Penari Penjaga Negeri) sendiri. 

Rini Kusumawati, selaku pegiat budaya dan penulis buku tentang kebaya menuturkan ciri khas dari kebaya Encim saat parade Kebaya yaitu bordiran yang menghiasi sepanjang bagian kerah hingga ke bagian depan dan sekeliling bagian panggul dan bagian lengan bawah. 

Heni Widodowati selaku panitia acara menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang mendukung suksesnya acara ini. 

“Kami sangat bersyukur teman-teman mendukung acara ini. Terimakasih telah saling mendukung,” kata Heni Widodowati. 

Acara ditutup dengan foto bersama dan bersalam. “Semoga tari Indonesia semakin dicintai masyarakat,” harap Shinta K Sari dan Ryanti yang hadir dalam acara tersebut. (*) 

Pewarta : Ahmad Nuril Fahmi
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.