Berita

Besok, Fashion on The Street Batik Tulis Celaket Digelar di Pedestrian Kayutangan Heritage

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 08:12
Besok, Fashion on The Street Batik Tulis Celaket Digelar di Pedestrian Kayutangan Heritage Peragaan busana Batik Tulis Celaket tahun 2019 dalam rangka peringatan Hari Batik Nasional. (Foto: dok BTC for TIMES Indonesia)

TIMES JAKARTA, MALANG – Peringatan Hari Batik Nasional tahun ini di Kota Malang, Jawa Timur, memilih Pedestrian Kayutangan Heritage sebagai lokasi digelarnya Fashion on The Street, Batik Tulis Celaket (BTC) bertemakan ‘Wajah Kota Malang Dalam Selembar Kain’, pada Minggu 2 Oktober 2022.

Kegiatan yang dikemas sebagai refleksi optimisme bangkitkan ekonomi usai dua tahun didera pandemi Covid-19 ini diinisiasi oleh Batik Tulis Celaket, Andre Modelling School, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Satrio Turonngo Jati, dan Kelurahan Rampal Celaket.

Bagi masyarakat yang pernah tinggal di Kota Malang, kawasan Kayutangan dikenal sebagai kawasan bangunan era kolonial yang dibangun pada masa VOC.

Fashion-on-The-Street-Batik-b.jpgPerajin Batik Tulis Celaket. (Foto: dok BTC for TIMES Indonesia)

Kawasan Kayutangan menjadi saksi bisu perjalanan Kota Malang, melalui berbagai masa sulit dan masih bertahan sampai saat ini.

Tak jauh beda dengan pesan yang tersirat di koleksi terbaru Batik Tulis Celaket ini yang selalu ada harapan untuk hari yang lebih baik.

Ira Hartanti, desainer Batik Tulis Celaket menyampaikan harapan dan optimismenya dari lokasi bersejarah itu melalui kreasi kombinasi corak dan motif batik khas Malang di tahun 2023.

Ira mengatakan, masih membekas betul di memori ini, bagaimana peragaan tunggal tahunan Batik Celaket di setiap 2 Oktober. Terkadang digelar di selasar kantor Pemkot Malang, di lampu merah perempatan jalan, bahkan di atas truk yang lagi berjalan.

Mungkin pemilihan lokasi yang tak biasa untuk sebuah peragaan busana meninggalkan impresi tersendiri sampai sulit dilupakan.

Memang, nantinya bukan sebuah pemandangan biasa saat para model akan berlalu-lalang di depan bangunan berusia hampir 300 tahun ini dengan iringan musik tradisional Jaranan dan Gandrung Banyuwangi.

Tak ada panggung untuk catwalk. Lantai batu andesit adalah landasan peraganya. Para model berjalan mengikuti nalurinya akan meliuk-liuk bak labirin.

Tak ada tamu yang duduk diistimewakan, semua berdiri. Itu artinya semua tamu mendapat akses front row sehingga dapat melihat lebih jelas.

Kreativitas Desainer Asli Kampung Celaket

Ira mengatakan, peragaan kali ini menjadi yang pertama bagi Batik Tulis Celaket setelah dua tahun absen karena pembatasan sosial yang dipicu oleh pandemi COVID-19.

Namun demikian, kreativitas desainer asli kampung Celaket ini tidak mati. Ira mengaku tetap rutin membatik motif baru.

Sampai akhirnya, kesempatan untuk menggelar fashion show secara langsung datang lagi dan ia pun tak mau menyia-nyiakannya.

Pemilihan lokasi memang selalu menjadi bagian penting bagi seniman batik generasi ke 4 ini dalam mengemas peragaannya demi mendukung konteks dan visualisasi koleksi yang ditampilkan.

Tahun ini, kemegahan patung Chairil Anwar, arsitektur Gereja yang berhadapan dengan  Oen Corner, tempat ngopi kaum kompeni dijamannya, Pertokoan Sarinah yang kental dengan desain art deco akan merefleksikan estetika paduan motif teranyar dengan warna ceria yang melambangkan harapan usai pandemi mendera.

Fashion-on-The-Street-Batik-c.jpgPeragaan Batik Tulis Celaket. (Foto: dok BTC for TIMES Indonesia)

Desainer yang mulai serius berkiprah di industri batik sejak akhir tahun 90 an ini kembali menampilkan koleksi batik malangan dengan corak yang tak pernah biasa.

Motif Batik Celaket memang dirancang mengedepankan konsep busana yang unisex, alias tidak mengenal gender.

Lebih dari itu, pemilihan warna tabrakan sebenarnya merefleksikan optimisme Kota Malang akan masa depan yang lebih baik di tengah situasi yang penuh tantangan dan tak menentu. Pandemi belum berakhir. Peperangan masih terjadi di mana-mana. Masalah inflasi ekonomi juga makin serius.

“Saya ingin orang menjadi lebih optimistis dalam menghadapi apapun yang ada di depan kita, salah satunya dengan penggunaan warna-warni yang cerah dan mempersembahkan presentasi yang lebih berwarna,” ujar Ira.

Selama pandemi dua tahun ke belakang, lanjut Ira, motif batik celaket lebih mencerminkan keadaan manusia yang ingin mengesampingkan formalitas dengan pakaian yang bervolume nyaman dan relaks,” kata Ira

Sebagai informasi, dalam pagelaran fashion on the street tahun ini, akan dihadirkan pemenang ke 2 Miss Indonesia 2022, 57 Perempuan Inspiratif Kota Malang, 20 Sosialita Kota Malang, 20 peragawan peragawati SMP Katolik Santa Maria, dan 15 peragawati dari Andre Modelling School (AMS). Acara Fashion on The Street, Batik Tulis Celaket (BTC)  akan dimulai pukul 0830 WIB, rencananya akan dibuka oleh Wali Kota Malang Sutiaji. (*)

Pewarta : Tria Adha
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.