TIMES JAKARTA, JAKARTA – Bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dua pekan lalu masih menyisakan duka mendalam. Berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat sebanyak 817.742 jiwa hingga kini masih harus tinggal di tempat pengungsian.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan kondisi terupdate dari Jakarta pada Jumat (12/12/2025). Dalam keterangannya, selain ratusan ribu pengungsi, bencana ini telah merenggut 407 nyawa, sementara 31 orang lainnya masih dalam pencarian.
“Upaya penanganan darurat terus dilakukan pemerintah, termasuk percepatan pembangunan jembatan bailey pada beberapa ruas terdampak untuk memulihkan akses transportasi,” tegasnya.
Infrastruktur Rusak, Distribusi Logistik Tersendat
Kerusakan infrastruktur, khususnya pada sejumlah jembatan, menjadi tantangan utama. Kerusakan ini berdampak langsung terhadap kelancaran distribusi bantuan logistik dan akses tim penyelamat menuju lokasi-lokasi pengungsian di Kabupaten Bireuen, Aceh Tengah, dan wilayah sekitarnya.
Untuk mengatasi krisis ini, BNPB bersama personel Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) TNI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) fokus pada percepatan pemasangan jembatan bailey darurat di tiga titik krusial di Kabupaten Bireuen.
Progres Pembangunan Jembatan Darurat
Perbaikan akses mulai menunjukkan progres. Jembatan Teupin Reudeup sepanjang 30 meter dilaporkan telah mencapai 77 persen pengerjaan. Sementara itu, pembangunan Jembatan Teupin Mane bahkan lebih cepat, telah menyentuh 85 persen berkat dukungan material dari Kementerian PUPR.
Di jalur utama penghubung Bireuen dan Lhokseumawe, yaitu Jembatan Kutablang di Kecamatan Krueng Tikeum, pekerjaan telah dimulai dengan progres awal sebesar 17,5 persen. Tidak hanya di Bireuen, upaya serupa juga dilakukan di Aceh Tengah. Pembangunan Jembatan Jeurata yang menghubungkan Pidie dengan Takengon terus berlanjut, meski masih dalam tahap awal satu persen, untuk menjamin stabilitas akses di daerah pegunungan.
Abdul Muhari menegaskan bahwa percepatan perbaikan infrastruktur ini sangat krusial. “Seluruh jembatan bailey yang dibangun dirancang khusus untuk menopang beban berat hingga 50 ton. Hal ini penting agar jembatan dapat dilalui oleh kendaraan logistik besar dan kendaraan operasional penanganan bencana lainnya,” pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pasca Banjir Bandang Aceh, 817 Ribu Jiwa Mengungsi dan 407 Meninggal
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Faizal R Arief |