https://jakarta.times.co.id/
Berita

Penggunaan Media Sosial Ubah Cara Remaja Membangun Identitas, Ini Kata Psikolog

Sabtu, 13 Desember 2025 - 01:09
Penggunaan Media Sosial Ubah Cara Remaja Membangun Identitas, Ini Kata Psikolog Ilustrasi penggunaan media sosial pada remaja (Foto: iSTock)

TIMES JAKARTA, JAKARTA – Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana, menyatakan platform media sosial semakin memengaruhi perkembangan psikologis remaja, terutama dalam proses membangun identitas diri. Temuan ini mencerminkan tren global di mana paparan digital dini menggeser pola eksplorasi identitas yang sebelumnya terjadi melalui interaksi langsung.

“Pengaruh paling signifikan adalah perubahan cara remaja membangun identitas diri atau bagaimana mereka mengenali dirinya,” kata Vera saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Menurutnya, media sosial mempercepat paparan remaja terhadap standar sosial, tren, serta opini publik. Data survei lembaga internasional dalam lima tahun terakhir menunjukkan remaja menghabiskan rata-rata 3–5 jam per hari di media sosial—waktu yang setara dengan fase krusial eksplorasi identitas pada masa pubertas.

Vera menjelaskan bahwa proses pencarian jati diri secara alami membutuhkan ruang, waktu, dan interaksi nyata. “Ketika remaja terus menerus terpapar standar sosial di media sosial, proses ini menjadi jauh lebih kompleks,” ujarnya.

Identitas yang Dibentuk dari Kacamata Orang Lain

Paparan informasi tanpa henti dapat membuat remaja mendefinisikan diri berdasarkan respons sosial—bukan pengalaman personal. Kondisi ini sejalan dengan pola “external validation loop” yang ditemukan dalam sejumlah studi psikologi perkembangan, di mana indikator penerimaan sosial seperti likes dan followers menjadi tolok ukur nilai diri.

Dampak pada Regulasi Emosi

Media sosial, menurut Vera, juga mempengaruhi kemampuan remaja mengatur emosi.

“Remaja jadi lebih mudah membandingkan diri, lebih sensitif terhadap penilaian sosial, dan cenderung mencari validasi dari luar,” katanya. Mekanisme reward berupa notifikasi dan likes menjadi pemicu kuat bagi otak remaja yang sedang mencari stimulasi.

Peluang Ada, Risiko Lebih Besar Tanpa Pendampingan

Meski demikian, Vera mengakui media sosial memberikan peluang positif: ruang berekspresi, belajar, hingga memperluas jejaring sosial. Namun, ia menegaskan dampak negatif berpotensi dominan ketika tidak ada pendampingan dari orang tua.

“Tanpa pendampingan, efek negatifnya bisa lebih dominan,” katanya.

Ia juga menyoroti kerentanan biologis remaja. Pada masa remaja, prefrontal cortex—bagian otak yang berfungsi mengatur kontrol diri dan penilaian risiko—belum matang sepenuhnya. Kondisi itu membuat remaja lebih mudah bertindak impulsif dan sulit mempertimbangkan konsekuensi interaksi digital.

Faktor hormonal, kebutuhan akan penerimaan sosial, dan dinamika emosi turut memperbesar risiko tekanan psikologis di ruang digital.

Untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental, Vera menekankan tiga langkah utama: pendampingan orang tua, peningkatan literasi digital, serta penguatan konsep diri dan ketahanan psikologis remaja.(*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Jakarta just now

Welcome to TIMES Jakarta

TIMES Jakarta is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.