TIMES JAKARTA, WINA – Menembus dunia akademik Eropa bukan sekadar impian.Perhimpunan Pelajar Indonesia atau PPI Austria baru saja menggelar Webinar Beasiswa Studi di negara tersebut. Mereka mengungkap berbagai peluang beasiswa yang memungkinkan mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan tinggi tanpa biaya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh 170 peserta dan didukung oleh 43 universitas serta institut di Indonesia. Acara ini menjadi ajang berbagi informasi berharga bagi calon mahasiswa yang ingin kuliah di Austria.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Austria dan Slovenia, Damos Dumoli Agusman berkesempatan hadir dan membuka acara tersebut. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa agar para mahasiswa tidak ragu untuk melanjutkan studi di Austria.
Menurutnya pendidikan di negara tersebut berkualitas tinggi dengan level internasional. Ditambah lagi dengan banyaknya peluang beasiswa yang tersedia.
"Austria memiliki reputasi akademik kelas dunia, melahirkan banyak tokoh besar seperti Gregor Mendel (penemu hukum Mendel), Sigmund Freud (bapak psikologi modern), dan Wolfgang Amadeus Mozart (komposer ternama dunia)," ujar Damos.
Salah satu pembicara utama, Edo Danilyan, mahasiswa PhD di University of Vienna dengan beasiswa PhD Position, menegaskan bahwa Austria tidak hanya menawarkan universitas berkualitas, tetapi juga beasiswa internal yang cukup banyak.
Hal ini membuka kesempatan luas bagi mahasiswa internasional termasuk dari Indonesia, untuk mendapatkan pendidikan unggulan secara gratis.
Umar Chamdan, penerima beasiswa LPDP yang tengah menempuh Magister Hukum (LLM) di University of Vienna, juga turut berbagi pengalamannya. Dirinya menggaris bawahi bahwa memilih universitas di Austria bisa menjadi strategi cerdas karena persaingan di sana relatif lebih rendah dibandingkan negara lain.
"Beasiswa LPDP akan dibuka kembali tanggal 17 februari ini. Jadi manfaatkanlah dengan baik," ungkap Chamdan (1/2/2025).
Tak hanya itu, webinar ini juga mengupas Indonesian Austrian Scholarship Program (IASP). Program ini merupakan beasiswa hasil kerja sama antara Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dengan pemerintah Austria.
Malikhatul Lailia, penerima beasiswa IASP di Universität Klagenfurt, menjelaskan bahwa program ini khusus ditujukan bagi dosen dan bahkan mencakup tunjangan hidup bagi keluarga penerima. Pendaftaran beasiswa ini dibuka hingga 1 Maret 2025.
Sementara itu, Muhammad Ikhsan, awardee Ernst Mach Grant (EMG) ASEA-UNINET 2024, mengungkap strategi sukses meraih beasiswa ini. "Kunci utama adalah mendapatkan supervisor dan menyusun proposal penelitian yang kuat," ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan bahwa beasiswa ini tidak mensyaratkan skor minimum bahasa Inggris, tetapi dua surat rekomendasi menjadi faktor penentu dalam seleksi. Pendaftaran beasiswa ini masih terbuka hingga 31 Maret 2025.
Ketua PPI Austria, Mirza Nuryady, berharap webinar ini dapat membuka wawasan masyarakat Indonesia tentang peluang studi di Austria.
“Kami ingin lebih banyak mahasiswa Indonesia mengeksplorasi peluang pendidikan di Austria. Negara ini menawarkan banyak keunggulan akademik dan kesempatan beasiswa yang luar biasa,” ujarnya.
Dengan beragam program beasiswa yang tersedia, peluang kuliah gratis di Austria kini bukan sekadar angan-angan. PPI Austria berkomitmen untuk terus memberikan akses informasi dan mendukung generasi muda Indonesia dalam mewujudkan mimpi mereka di kancah internasional.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: PPI Austria Bongkar Rahasia Cara Kuliah Gratis ke Benua Eropa
Pewarta | : Khodijah Siti |
Editor | : Khodijah Siti |